3 Daerah di Indonesia Ini Tidak Pernah Dijajah oleh Belanda

Minggu 18 Aug 2024 - 19:19 WIB
Reporter : Eko Wahyudi
Editor : Eko Wahyudi

Pulau Buton menjadi kabupaten Buton yang memiliki ibu kota Bau Bau. Saat ini Pulau Buton menjadi beberapa wilayah yaitu Kota Bau-Bau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Buton Tengah.

BACA JUGA:Pj Bupati Apresiasi Paskibraka OKI Sukses Naik dan Turunkan Merah Putih

2. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang tidak pernah tunduk kepada penjajahan Belanda.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri pada tahun 1755 oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I.

Kasultanan Yogyakarta tidak pernah tunduk begitu saja pada Belanda. Sebab pemerintahan di Kasultanan Yogyakarta telah diatur kontrak politik yang dilakukan tahun 1877, 1921, dan 1940 antara Sultan dengan Pemerintah Belanda kala itu.

Pemerintah Hindia-Belanda mengakui dan mengaggap Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai kerajaan yang berhak mengatur otonomi pemerintahannya sendiri.

Kontrak itu dikenal dengan zilfbesturende landschappen.

BACA JUGA:Gercepin! Promo JSM Indomaret Spesial Kemerdekaan Hari Terakhir, Solusi Hemat Tanpa Bikin Dompet Menjerit

Setelah Indonesia merdeka, sebenarnya bisa saja Kasultanan Ngayogyakarta berdiri sendiri tidak berada di bawah naungan Indonesia. Akan tetapi, dengan kerendahan hati Kasultanan Ngayogyakarta menyatakan kepada Presiden RI bahwa Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat bergabung dengan wilayah RI.

Lalu sejak saat daerah itu dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan keturunannya berikutnya bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.

3. Surakarta 

BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Gelar Ramah Tamah Bersama Tokoh Masyarakat dan Para Pejuang Kemerdekaan

Dengan kondisi yang nyaris serupa dengan DIY, Surakarta juga menjalin akad kerjasama dengan Belanda, sehingga daerah tersebut memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

Dilansir dari portal resmi Pemerintahan Kota Surakarta, terjadi pemberontakan Sunan Kuning (Geger Pecinan)  dan menumpaskan habis-habisan etnis Tionghoa. Hal ituterjadi pada pemerintahan Pakubuwono II yang menjabat sebagai raja Kartasura tahun 1742.

Kategori :