Ditutup di Australia Perusahaan Ini Lirik Industri Nikel Indonesia

Jumat 23 Aug 2024 - 17:00 WIB
Reporter : Eko Wahyudi
Editor : Eko Wahyudi

PAGARALAM,KORANPALPRES.COM - Perusahaan pertambangan terbesar di Australia, BHP dikabarkan tengah melirik industri nikel Indonesia menyusul penutupan operasi nikelnya yang besar di Australia.

Raksasa pertambangan Australia BHP dikabarkan tengah berdiskusi dengan pemerintah Indonesia mengenai industri nikel yang berkembang pesat di negara Asia Tenggara itu seiring dengan penutupan operasi nikelnya yang besar di Australia Barat.

Meidy Katrin Lengkey, sekretaris jenderal Asosiasi Pertambangan Nikel Indonesia, mengatakan kepada NewsWire bahwa BHP telah berdiskusi dengan para pembuat kebijakan Indonesia selama “beberapa bulan”.

"Berdasarkan pengetahuan saya, BHP memang sedang berdiskusi dengan pemerintah Indonesia mengenai potensi investasi di sektor nikel Indonesia," katanya pada hari Selasa lalu.

BACA JUGA:Perusahaan China Berencana Bangun PLTS Kapasitas 300 MW, Reaksi Pemprov Sumsel Sungguh Mengejutkan

“Diskusi ini telah berlangsung selama beberapa bulan, meskipun rincian spesifiknya belum diumumkan secara resmi.

“BHP diketahui tertarik pada potensi nikel Indonesia yang melimpah dan prospektif.”

Media Indonesia Business Post pertama kali melaporkan diskusi tersebut dalam sebuah artikel tertanggal 30 Juli.

Meskipun Asosiasi Pertambangan Nikel Indonesia mengklaim diskusi tersebut adalah tentang peluang investasi tertentu, NewsWire memahami diskusi tersebut bisa jadi lebih umum sifatnya dan diarahkan untuk memahami pergerakan dan tantangan yang dihadapi pasar nikel global.

BACA JUGA:10 Perusahaan Ini Punya Pendapatan Terbesar Tanah Air Versi Fortune Indonesia

Industri nikel Indonesia telah meningkat pesat setelah Presiden Indonesia Joko Widodo melarang ekspor nikel, yang memicu masuknya investasi China ke dalam kapasitas pemrosesan negara Asia Tenggara tersebut.

Lonjakan pasokan Indonesia secara tiba-tiba menekan harga nikel dan menjadi faktor utama dalam keputusan BHP untuk menutup sementara operasinya di Australia Barat.

"Seperti perusahaan lain di sektor nikel Australia, kami belum mampu mengatasi tantangan ekonomi substansial yang didorong oleh kelebihan pasokan nikel global," kata Presiden BHP Australia Geraldine Slattery pada 11 Juli saat mengumumkan penutupan tersebut.

Harga nikel global rata-rata lebih dari US$25.000 per ton dalam 18 bulan sejak awal 2022 menjadi US$16.725 pada pertengahan Juli.

BACA JUGA:Perusahaan Tambak Udang di Maluku Berhasil Efisiensi Rp123 Juta Lebih per Hari Berkat Listrik PLN

Kategori :