Tahun 2023 kemarin imbuh Ria, pihaknya mempersembahkan pertunjukan seni dengan tema Laksamana Cheng Ho.
“Nah tahun ini rencananya tentang pendiri Kerajaan Sriwijaya, Dapunta Hyang Sri Jayanasa,” cetusnya.
Karena tidak ingin menampilkan drama yang asal-asalan dan tidak berdasar, sambung Ria, maka pihaknya berusaha mendapatkan sumber-sumber resmi mengenai Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
BACA JUGA:6 Tahun Berturut-Turut Gelar Sang Juara, Museum Negeri Sumsel Semakin Dicintai Gen Z
BACA JUGA:Bikin Turis Mancanegara Terpana, Ini Sejarah Kain Batik Milik Istri AK Gani di Museum Negeri Sumsel
“Demikianlah yang mendorong kami mendatangi kota Palembang yang memang dikenali dan diakui sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya,” tegasnya.
Atas niatan kedua tetamunya, Plt Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Amarullah menyampaikan apresiasi dan bersedia membantu.
Tanpa basa-basi, Amarullah meminta stafnya, Devi mengambilkan beberapa buku hasil kajian koleksi yang pernah dilakukan tim Museum Negeri Sumsel.
Lantas buku-buku tersebut, terutama yang berkenaan langsung dengan sejarah Kerajaan Sriwijaya, dihadiahkan kepada kedua tetamunya itu.
BACA JUGA:Gelar Seminar Kajian Koleksi Hibah, Museum Negeri Sumsel Terima Puluhan Barang Bersejarah
“Alhamdulillah, buku-buku ini tidak diperjualbelikan dan memang dijadikan souvenir atau hadiah kepada pihak-pihak yang minat dan membutuhkannya,” tutur Amarullah.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya sudah sering melakukan kajian koleksi yang kemudian hasilnya dibukukan secara proporsional.
Seperti diketahui Museum Negeri Sumsel merupakan museum umum yang di dalamnya terdapat ribuan koleksi yang berisikan perjalanan dan peradaban masyarakat Sumsel dari masa ke masa.
“Kita punya koleksi dari masa pra sejarah, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang, Kesultanan Palembang Darussalam hingga revolusi kemerdekaan,” tukasnya.
BACA JUGA:Karcis Masuk Resmi Naik, Pengunjung Museum Negeri Sumsel Tetap Membludak