BACA JUGA:Tak Lekang Oleh Waktu, 6 Wisata Kuliner Palembang Wajib di Kunjungi
Mempelai pria membuka kain yang menutupi wajah calon pengantin perempuan, lalu orangtua calon pengantin perempuan menyuapi nasi ketan kunyit dan ayam panggang.
Rangkaian terakhir ditutup dengan pemberian sirih dari istri kepada suami dan penimbangan topi suami sebagai simbol kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Tujuannya adalah untuk meresmikan pernikahan secara adat dan untuk melambangkan persatuan dan kebersamaan antara kedua mempelai.
Pernikahan adat Palembang, dengan segala prosesi dan simbolismenya, merupakan warisan budaya yang berharga.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Cafe Populer di Palembang, Tempat Nongkrong Nyaman!
BACA JUGA:Pedagang Pasar 16 Palembang Tolak Relokasi, PT BCR dan Perumda Pasar Segera Ambil Langkah Hukum
Ia bukan hanya sekadar rangkaian acara, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur, filosofi, dan harapan untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia.
Semoga artikel ini memberikan wawasan baru tentang keindahan dan makna sakral pernikahan adat Palembang, dan menginspirasi kita untuk menjaga dan melestarikan tradisi budaya yang kaya ini!