Pakaian adat kesembilan penari tersebut antara lain forcingkong, dodot, selendang mantri, aesan gede, dan Tanggai. Inilah satu-satunya ciri khas Sumatera Selatan.
BACA JUGA:7 Wisata Kuliner Palembang Lezat dan Legendaris, Cita Rasanya Menggugah Selera!
BACA JUGA:Kue Lumpang Khas Palembang: Warisan Kuliner dengan Ragam Varian Rasa, Begini Cara Buatnya!
Secara khusus, partisipasi penonton dalam tarian ini sangat diharapkan. Mereka akan menerima palem yang dibuat dari berbagai bahan, antara lain kapur, sirih, dan pinang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para tamu yang telah datang ke Bumi Sriwijaya. Lalu bagaimana masyarakat Indonesia belajar menyukai tarian ini?
Pasalnya, Tari Gending Sriwijaya pertama kali ditampilkan kepada masyarakat umum pada tanggal 2 Agustus 1945 di Masjid Agung Palembang.
Para Bangsawan Bintang Berlian menyelenggarakan acara ini untuk menghormati kedatangan pejabat tinggi Jepang.
BACA JUGA:Mengenal Pesona Objek Wisata Sungai Musi yang ikonik di Palembang!
Setelah itu, tarian ini sering dipentaskan untuk menyambut para pengunjung terkemuka di Bumi Sriwijaya.
2. Tari Erai-Erai
Menari ternyata lebih dari sekadar memamerkan gerak tubuh yang elegan dan ekspresif kepada orang banyak.
Namun juga memberikan cerita atau informasi tentang keseharian masyarakat adat di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:8 Bioskop Terfavorit di Palembang, Fasilitas Lengkap, Nyaman, Bikin Betah Lama-Lama Nonton!
Salah satu tarian yang memiliki pesan serupa adalah Tari Erai-Erai yang berasal dari suku Lematang.