Dalam bahasa setempat, "erai-erai" berarti "sekutu". Ungkapan ini juga dapat menyiratkan bahwa meskipun mereka terpisah, mereka tetap satu.
Ada rasa persatuan dan kebersamaan yang luar biasa dalam Tari Erai-Erai. Kegembiraan masyarakat adat Lematang menjelang musim panen padi ditampilkan dalam tarian ini.
Karena itulah tarian tradisional ini terkesan begitu hidup dan enerjik. Hal ini mencerminkan sikap suku Lematang saat merayakan panen raya secara gabungan.
BACA JUGA:Cara Simpel Membuat Srikaya Pandan Khas Palembang yang Lembut dan Wangi, Keluarga Auto Senang!
BACA JUGA:Semarang Vs Palembang: Duel Kota Tua di Indonesia, Mana yang Memimpin dalam Perkembangan Perkotaan?
Padahal, penari pada gerakan ini biasanya memakai tanda kurung panjang. Jangan lupa tambahkan hiasan seperti anting, liontin, dan kain tumpal perahu.
Tarian ini selain busananya yang indah juga memiliki iringan musik akustik tradisional yang indah.
Kalian yang menontonnya tergerak untuk mulai menari. Tarian Erai-Erai semakin terkenal di kalangan masyarakat umum pada tahun 1950an.
3. Tari Begambo
BACA JUGA:Nikmatnya Luar Dalam! Inilah 5 Kuliner Warung Sate Legendaris di Palembang Empuk dan Lezat
BACA JUGA:Atasi Kemacetan Didepan Kumbang, U-Turn Jalan Abdul Rozak Palembang Ditutup Permanen
Bentuk kesenian lain yang menggambarkan tata kehidupan masyarakat adat adalah Tari Begambo. Ini adalah tarian tradisional dari daerah Toman Sumatera Selatan.
Tarian dalam pertunjukannya menceritakan tentang tradisi masyarakat Toman seputar penanaman gambo atau daun gambir.
Jangan khawatir jika gerakan Menari Begambo terkesan seperti seseorang sedang bercocok tanam, merawat, dan memanen tanaman.
Dalam hal ini, itu adalah gambo. Tarian ini dibawakan oleh kelompok individu. Tentunya dalam suasana ceria dan penuh semangat.
BACA JUGA:Buruan Coba! Resep Pindang Tulang Iga Khas Palembang yang Lembut, Gurih dan Bikin Ketagihan!