PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Anwar Reksowidjojo SIK, Jumat 6 September menggagalkan double date 4 remaja hendak berhubungan terlarang setelah kenalan dari aplikasi MiChat.
Dua laki-laki dan dua perempuan, berboncengan mengendarai satu sepeda motor matic hitam tanpa pelat nomer polisi.
Mereka kepergok Kombes Pol Anwar yang sedang lari pagi bersama komunitas Detective Runner, saat melintasi Jalan Mayor Ruslan, Kelurahan Duku, Kecamatan IT 3, Kota Palembang.
“Empat remaja berboncengan satu motor, tak pake helm dan melaju melawan arus. Karena itu kan jalan satu arah," ujar Kombes Pol Anwar.
BACA JUGA:HUT Lalu Lintas, Ditlantas Polda Sumsel Gelar Kegiatan Ini
BACA JUGA:Mabes Polri Cek dan Lakukan Penertiban Barang Milik Negara di Polres Ogan Ilir, Ini Hasilnya
Meski dirinya sedang berolah raga, namun insting Polisi resersenya tajam, apalagi sebagai bosnya reserse kriminal umum di Sumsel, Kombes Anwar langsung menghentikan pengendara motor bonceng 4 tersebut.
"Membahayakan diri sendiri dan orang lain ya. Apalagi belum lama ini terjadi kasus yang sangat memilukan. Seorang siswi SMP sampai dibunuh dan digilir oleh 4 pelaku yang semuanya juga masih pelajar," sambungnya.
Sayangnya, 2 ABG laki-laki itu kabur tancap gas, meninggalkan 2 ABG perempuan berbaju hitam dan celana pendek itu. Anwar langsung menginterogasi 2 ABG perempuan itu.
"Mereka mengaku janjian bertemu, setelah kenalan melalui aplikasi MiChat, rencana mau menuju ke kost prianya sesuai perjanjian,” terang Anwar.
BACA JUGA:Ada Apakah Ini? Direktur PT. PNS Bertemu Kapolda Sumsel
BACA JUGA:Wow! Ada Seminar Kesehatan Mental Remaja, Jenderal dari Polda Sumsel Ini Membukanya
Apalagi aplikasi pertemanan MiChat, saat ini banyak disalahkan penggunanya sebagai sarana transaksi seks online sudah banyak yang terungkap.
Lebih miris, mereka mengaku tinggal dikost dikota Palembang ini, sementara orang tuanya juga tinggal dikota yang sama.
“Miris ya, walaupun punya orangtua yang tinggal di kota Palembang, namun kedua ABG wanita ini justru memilih tinggal di rumah kost. Bagaimana orang tua bisa mengawasi anak perempuan kalau seperti ini, seperti apa kepeduliannya,” sambung Anwar keheranan.