Keberadaan songket ini telah ada sejak zaman Kesultanan Minangkabau, yang menunjukkan betapa dalamnya akar sejarah kain ini.
Songket Silungkang dikenal sebagai salah satu songket tertua di Indonesia, dengan sejarah yang telah terjaga selama berabad-abad.
Dalam tradisi Minangkabau, songket ini bukan hanya sekedar kain, melainkan simbol status sosial dan kehormatan.
Sejak dulu, songket Silungkang digunakan dalam berbagai upacara adat, termasuk pernikahan, khitanan, dan acara keagamaan.
Proses pembuatan songket ini melibatkan keterampilan dan teknik yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikannya bagian integral dari identitas budaya Minangkabau.
BACA JUGA:Tahan 48 Jam! Laptop Axioo Pongo 750 Series Rilis, Cocok Main Game AAA
Proses Pembuatan yang Mengagumkan
Pembuatan Songket Silungkang adalah sebuah proses yang memerlukan ketelitian dan keterampilan tinggi.
Proses ini dimulai dengan pemilihan benang yang biasanya terbuat dari sutra atau benang emas dan perak, yang menambah kemewahan dan keindahan kain.
Benang-benang ini kemudian dianyam menggunakan alat tenun tradisional yang dikenal sebagai “alat tenun songket.”
Setiap helai songket Silungkang merupakan hasil kerja keras dan keterampilan yang luar biasa.
Proses pembuatan bisa memakan waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada kompleksitas desain dan ukuran kain.
Para pengrajin songket harus sangat teliti dalam setiap langkahnya, memastikan bahwa setiap motif dan pola yang dihasilkan sesuai dengan tradisi dan nilai-nilai budaya yang ingin disampaikan.
BACA JUGA:Presiden Sebut Media Arus Utama Semakin Terdesak oleh Media Sosial