Penggunaan songket dalam berbagai acara adat menunjukkan betapa pentingnya kain ini dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Tidak hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai simbol pengakuan dan penghormatan, songket Silungkang memegang peranan sentral dalam tradisi dan budaya lokal.
BACA JUGA:Warga Palembang Serahkan Ratusan Amunisi dan Magazen M16 kepada Kodim Palembang, Inilah Buktinya
Nilai Ekonomi dan Budaya yang Tak Ternilai
Songket Silungkang bukan hanya memiliki nilai budaya yang mendalam, tetapi juga nilai ekonomi yang signifikan.
Sebagai salah satu komoditas unggulan dalam industri kerajinan tangan, songket ini memberikan kontribusi penting bagi perekonomian lokal. Selain itu, songket ini juga menjadi simbol identitas budaya dan tradisi bagi masyarakat Minangkabau.
Keterampilan menenun songket sudah menjadi bagian dari identitas diri warga Silungkang.
Kaum perempuan di daerah ini diwajibkan untuk menguasai keterampilan menenun, dan jumlah kepemilikan kain songket sering kali mencerminkan status sosial mereka.
Melestarikan keterampilan ini adalah cara untuk menjaga tradisi dan identitas budaya yang telah ada selama berabad-abad.
Berbagai organisasi dan komunitas lokal aktif dalam melestarikan teknik tenun tradisional dan mempromosikan Songket Silungkang baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu upaya penting adalah penyelenggaraan Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa), yang telah diadakan sejak tahun 2015 dan diakui dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kemenparekraf.
Songket Silungkang adalah contoh nyata dari bagaimana warisan budaya bisa bertahan dan berkembang meskipun tergerus oleh zaman.
Dengan sejarah yang mendalam, proses pembuatan yang rumit, motif yang memikat, serta nilai ekonomi dan budaya yang signifikan, songket ini terus menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Melalui upaya pelestarian dan promosi yang berkelanjutan, kita dapat memastikan bahwa keindahan dan makna Songket Silungkang tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.