“Mengingat AI lebih banyak menggunakan data, maka SE dihadirkan sabagai panduan agar setiap developer yang menggunakan AI bisa menjalankannya secara transparan.
Melalui SE tersebut, Indonesia memiliki framework etik sebelum berangkat kepada regulasi yang lebih komprehensif,” tuturnya.
Kementerian Kominfo akan terus memantau perkembangan inovasi di bidang AI.
Pada saat bersamaan, akan menyelaraskan dengan regulasi yang sudah ada seperti Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.
BACA JUGA:Jokowi Sebut Industri Pupuk di Papua Bagian Strategi Besar Menegakkan Kedaulatan Pangan
“Nanti akan ada peraturan pemerintah dan peraturan menteri.
Termasuk UU ITE yang direvisi. Nanti kalau sudah ditetapkan akan menjadi pendukung ekosistem regulasi emerging technologies seperti AI ini bisa kita atur," jelasnya.
Co-Founder Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Bambang Riyanto mengatakan saat ini dunia sedang berada pada Era Narrow AI yang memungkinkan penyelesaian tugas khusus seperti men-track gambar, menerjemah, atau menunjuk lokasi.
Sebelumnya, teknologi AI banyak digunakan untuk sentimen analisis, merangkum dokumen, melakukan transaksi, atau melakukan prediksi dari teks melalui prompt atau perintah.
BACA JUGA:Groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Presiden: Agar Wilayah Timur Punya Industri Pupuk
"Visi dari AI ke depannya untuk membentuk susuatu yang lebih general yang memiliki kemampuan seperti manusia.
Bisa mengenal wajah, bisa mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang lain, bisa memecahkan masalah, bisa melakukan pembelajaran, bisa memahami," tuturnya.
Lebih dari itu, teknologi AI merupakan satu bidang teknologi yang ingin menciptakan komputer yang lebih cerdas mendekati kecerdasan makhluk hidup atau manusia.
"Seperti kemampuan belajar, menalar, problem solving. Ini yang ingin ditiru AI," tandasnya.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Dijadwalkan Luncurkan Digitalisasi Kampus NU
Hadir dalam acara tersebut, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji, Akademisi Universitas Dian Nuswantoro Pulung Nurtantio, dan Managing Editor InfoKomputer Wisnu Nugroho.*