Area tertentu yang dikenal sebagai jogan, atau tingkat kedua, adalah tempat berkumpulnya para pria.
Tingkat ketiga disebut tingkat kekijing, mempunyai dinding pemisah dan lantai yang agak lebih tinggi. Tingkat ketiga ini merupakan tempat penerimaan tamu dalam ritual adat.
Lantai empat rumah limas biasanya diperuntukkan bagi tamu lanjut usia dan anggota keluarga terhormat seperti datuk dan dapunto.
BACA JUGA:Mengenal 4 Upacara Adat Provinsi Sumatera Selatan, Bekarang Iwak Kini Makin Populer!
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Ritual Pernikahan di Sumsel, Adat Palembang yang Sakral dan Unik
Sedangkan lantai lima atau gegajah terbuka untuk tamu kehormatan dan altar mempelai wanita.
Tempat ini memiliki beberapa ruangan, seperti pangkeng, amben tetuo, dan danamben
Rumah ini berbentuk seperti piramida, dengan banyak lantai dan ruangan, namun idenya bukan untuk menunjukkan perbedaan kelas orang yang tinggal di sana, melainkan untuk menjadi rumah bagi sebuah keluarga besar.
6. Ukiran dan furnitur di rumah piramida
BACA JUGA:Wujudkan Desa Bebas KKN dan Optimalisasi Pengelolaan Dana Rp217 Miliar, Pemkab Muara Enim Gelar Ini
Untuk menunjukkan status dan garis keturunan pemilik rumah limas tersebut, mereka menggunakan lambang yang disebut kijing, yang terdiri dari nama Raden/Masagus, Kemas, dan Kiagus.
Kerang laut, guci, dan tema naga dapat ditemukan pada ukirannya. Perpaduan budaya Tionghoa dan budaya asli Sumatera Selatan telah mempengaruhi beberapa di antaranya.
Sedangkan furnitur pada rumah Limas biasanya terbuat dari kayu jati dan tembesu. Sementara kasur dan bantal kamar tidur dilapisi kain berdesain songket.