KORANPALPRES.COM – Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah penyakit komplikasi bagi penderita diabetes, termasuk hilangnya penglihatan.
Kondisi ini disebut retinopati diabetika (RD).
RD merupakan salah satu komplikasi diabetes yang paling sering dijumpai dan penyebab gangguan penglihatan utama di dunia
Makanya Kementerian Kesehatan RI menjadikan masalah retinopati diabetika (RD) sebagai masalah kesehatan mata prioritas di Indonesia.
BACA JUGA:Kapan Waktu Olahraga yang Tepat Untuk Penderita Diabetes? Simak Ulasan Ini
BACA JUGA:Penderita Diabetes Boleh Mengonsumsi Air Kelapa Muda, Simak Penjelasan Ahli
Menurut data, diabetes adalah penyebab utama kebutaan pada orang dewasa berusia 20-74 tahun.
Apabila tidak ditangani, estimasi beban pembiayaan total akibat retinopati diabetik di Indonesia diperkirakan naik jadi Rp128 triliun di tahun 2025, dari sebelumnya Rp38 triliun.
Guru Besar dan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Muhammad Bayu Sasongko, Sp.M(K), M.Epi, PhD, menjelaskan, RD adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes, di mana kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya.
“Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2, terutama mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes dalam jangka waktu yang lama,” ujar Prof Bayu saat media briefing Peluncuran Peta Jalan Kesehatan Penglihatan 2025-2030, yang digelar virtual, Kamis 10 Oktober 2024.
BACA JUGA:Merasa Haus Terus Padahal Banyak Minum, Awas Gejala Diabetes!
Lebih lanjut ia mengatakan, RD seringkali hanya menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Namun apabila tidak ditangani, RD dapat menyebabkan kebutaan.
Di Indonesia, RD menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat penting, karena berdampak tidak hanya pada kualitas manajemen diabetes namun juga kualitas hidup, produktivitas kerja, dan meningkatnya beban layanan kesehatan secara keseluruhan.