Mahasiswa Universitas Andalas Kupas Tuntas Budaya Politik sebagai Cermin Identitas dan Dinamika Demokrasi

Minggu 13 Oct 2024 - 15:59 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Selain itu, praktik politik uang atau "money politics" menjadi fenomena yang sulit diberantas sepenuhnya, mengingat masih kuatnya ketergantungan masyarakat terhadap figur-figur pemimpin yang menawarkan bantuan material atau jasa tertentu.

BACA JUGA:Demi Memastikan Pelaksanaan Proses Demokrasi Berjalan Lancar, Ini Dilakukan Personel Polda Sumsel di KPU

BACA JUGA:Sumatera Selatan Kembali Berduka! Setelah Ketua Kini Anggota 'Pejuang Demokrasi' OKU Timur Ikut Gugur

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun struktur politik telah berubah secara formal, nilai-nilai lama dalam budaya politik masih terus bertahan dan menjadi tantangan bagi konsolidasi demokrasi.

Di sisi lain, budaya politik juga mencerminkan keragaman dalam respons masyarakat terhadap demokrasi.

Ada kelompok masyarakat yang sangat aktif dalam mengawasi kebijakan pemerintah, misalnya melalui media sosial atau gerakan sosial, tetapi ada juga yang apatis atau bahkan skeptis terhadap politik.

Apatisme politik sering kali muncul karena ketidakpercayaan terhadap elite politik yang dianggap korup atau tidak peduli pada kepentingan rakyat.

BACA JUGA:Ucapkan Selamat Hari Pers Nasional, Wapres Pesan Pers Indonesia Tetap Jadi Pilar Keempat Demokrasi

BACA JUGA:Pj Wako Ingatkan Kembali Bulan Demokrasi Ini, Netralitas ASN Harus Dijaga

Sikap ini, meski dapat dimengerti dalam konteks kekecewaan masyarakat, pada akhirnya dapat melemahkan partisipasi politik yang sehat.

Dalam demokrasi, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kekuasaan dijalankan secara transparan dan akuntabel.

Budaya politik yang kuat dan sehat harus ditopang oleh kesadaran politik yang tinggi di kalangan masyarakat.

Di Indonesia, pendidikan politik sering kali menjadi tantangan. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami hak dan kewajiban politik mereka, atau bahkan cara kerja sistem politik itu sendiri.

BACA JUGA:Mewujudkan Inklusivitas Demokrasi: Transformasi Sistem Pencalonan Presiden Indonesia

BACA JUGA:Cek Kesiapan Pesta Demokrasi 2024, Pj walikota Palembang Pastikan Bawaslu Dan KPU Palembang Untuk Ini

Pendidikan politik yang berkelanjutan, baik melalui institusi formal seperti sekolah maupun melalui media dan organisasi masyarakat sipil, sangat diperlukan untuk memperkuat fondasi demokrasi.

Kategori :