KORANPALPRES.COM – Artikel berjudul “Pengaruh Praktik Politik Identitas dalam Budaya Politik di Pemilu 2024” ini ditulis oleh Antonio Gilberth Ogilvie Niron, Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat.
Di pemilu 2024 merupakan pemilu yang dilaksanakan secara serentak.
Pemilihan ini dilaksanakan untuk mencari pemimpin yang sesuai dengan suara demokrasi atau suara terbanyak dalam pemilihan.
Sehingga para calon akan mencari pendukungnya untuk memenangkan dan mendapatkan kursi sebagai pemimpin.
Hal yang dapat ditimbulkan ialah munculnya politik identitas.
Politik identitas merupakan perilaku politisi yang melakukan cara di mana identitas sosial seperti ras, etnis gender, agama dan kelas untuk mempengaruhi perilaku, sikap politik dan memobilisasi masyarakat.
Tentu di Indonesia memiliki banyak ragam budaya yang ada, sehingga di setiap daerah berbeda untuk budayanya termasuk dalam budaya politik.
Pada dasarnya di Indonesia merupakan berlandaskan demokrasi yang berdinamika keanekaragaman sehingga tidak heran politik identitas ini terjadi.
BACA JUGA:Berkaca dari Pemilu 2024, Ini Pengaruh Buzzer Politik terhadap Perilaku Memilih Gen Z
BACA JUGA:Begini Kesiapan Kodim Tulang Bawang Dalam Sukseskan Pemilu 2024
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa yang menjadi faktor utama dari politik dinasti ialah perbedaan keberagaman di Indonesia.
Politik identitas di Indonesia sering dianggap buruk, tidak adil, kotor bagi masyarakat dan sebagai salah satu cara untuk memperkuat suatu kelompok sehingga kelompok yang dianggap kecil akan ditindas.
Salah satu contoh yang dilihat dari politik identitas di Indonesia mayoritas masyarakatnya beragama Islam yang dimana bahwa pemimpin harus beragama Islam.