BACA JUGA:Daftar Anak Sungai Musi di Palembang Berdasarkan Peta 1922, 3 Sungai Bak ‘Hilang Ditelan Bumi’
BACA JUGA: Kembangkan Wisata Sungai Musi, RDPS Bakal Bangun Dermaga Khusus Perahu Getek
Mang Dayat menjelaskan, pasar terapung menjadi salah satu pemanfaatan sungai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dulu, sungai menjadi transportasi utama bagi masyarakat karena untuk jalan daratnya sendiri didominasi rawa-rawa.
“Rumah menghadap sungai karena memang sungai merupakan transportasi utama masyarakat,” terangnya.
Mang Dayat menambahkan, hilangnya fungsi sungai sebagai transportasi utama masyarakat terjadi pada masa Belanda.
BACA JUGA:Masuk Musim Penghujan, PUPR Palembang Rutin Sisir Anak Sungai, Salah Satunya di Kawasan Ini
Saat itu Belanda mengubah orientasi sungai menjadi darat untuk transportasi.
“Selain itu juga terjadi karena faktor alam, semakin lama sungai mengecil karena banyaknya sendimen lumpur,” katanya.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya perumahan yang tidak memperhatikan aliran sungai.
“Dulu rumah berupa panggung namun sekarang permanen dan parahnya lagi perumahan dibangun di pinggir sungai,” katanya.
BACA JUGA:Asal-Usul Sungai Musi: Jejak Sejarah yang Mengalir di Palembang, Dianggap pembawa Keberuntungan
Sementara itu, Pengamat Sejarah, Kms H Andi Syarifuddin menjelaskan, posisi Sungai Kebondoekoe melintasi beberapa kampung lama di Kota Palembang.
Yakni Kampung 18 Ilir, lalu 19 ilir, 22 ilir Palembang, 23 Ilir dan terakhir 24 ilir Palembang.