PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Detik-detik menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, konstalasi politik terutama di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kian memanas.
Pilkada serentak yang puncaknya pada tahapan pencoblosan 27 November 2024 itu tak jauh berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya.
Praktik kampanye hitam atau black campaign masih terus ditebar oleh oknum-oknum untuk melemahkan pasangan calon (paslon) kepala daerah yang bertarung.
Hanya saja sebagai petarung sejati sekaligus sosok pemimpin yang merakyat, elektabilitas Calon Gubernur Sumsel nomor urut 1, Herman Deru sedikitpun tak bergeming dipengaruhi kampanye hitam.
BACA JUGA:Bersaing Sengit! Puskapi Sebut Herman Deru Unggul 52 Persen di Musi Banyuasin
BACA JUGA:Nongki Bareng Gen Z dan Milenial, Calon Gubernur Sumsel Herman Deru Sampaikan Motivasi Luar Biasa
Kampanye hitam baik berupa kabar bohong (hoaks) atau fitnah keji yang kian gencar menyerangnya sedikitpun tidak mempengaruhi calon petahana Herman Deru.
Kampanye hitam berisi berita bohong dan fitnah keji yang secara masiv disebarkan di media sosial melalui akun-akun yang diduga bayaran (buzzer).
Serangan makin gencar pasca diumumkannya hasil survei dari lembaga survei nasional Cyruss Network yang menempatkan pasangan Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) dengan elektabilitas tertinggi sebesar 64 %.
Angka dukungan yang lumayan tinggi itu jauh meninggalkan dua paslon lainnya yakni Mawardi Yahya-Anita Noeringhati 15% dan Eddy Santana Putra-Rizky Aprilia 10%.
BACA JUGA:Lantik Tim Kampanye HDCU Musi Rawas, Herman Deru Target Raih Kemenangan Telak
Begitupun Survei pada Oktober 2024 yang dilakukan Konsepindo dan Pusdeham.
Kedua lembaga survei ini juga menempatkan pasangan HDCU dengan elektabilitas tertinggi sekitar 65%, jauh meninggalkan kedua paslon rival politiknya.
Fakta ini dijelaskan secara rinci oleh Juru bicara pasangan HDCU, Alfrenzi Panggarbesi kepada awak media, Jumat 25 Oktober 2024.