BACA JUGA:Pj Sekda Buka Sosialisasi dan Launching ILP Puskesmas Kota Pagaralam
Tidak jarang juga petani sayuran menjerit lantaran merugi. karena faktor harga jual yang tidak sesuai.Terlebih tidak sebanding dengan besarnya modal yang sudah mereka keluarkan.
Bahkan ada juga karena harganya yang anjlok atau murah, membuat petani frustasi. Mereka enggan memanen tanaman mereka hingga membusuk dan mati di lahan.
Namun sebaliknya dengan kenaikan harga yang cukup signifikan, maka petani pun dapat bernafas dengan lega.
Etty salah seorang agen atau pengumpul sayuran di kawasan pasar Terminal Nendagung mengatakan ada saat harga sayuran di Kota Pagaralam anjlok. Biasanya bertepatan panen dengan daerah lain, seperti Kota Curup Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Hari Pertama di Kota Pagaralam, Pj Wako yang Baru Hadiri Rapat Pleno Terbuka KPU
Akibatnya, sayuran asal Pagaralam kalah bersaing, baik secara kualitas maupun soal harga,
Menurut dia ini seperti sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Produk yang seringkali anjlok harganya adalah tomat, sawi takis, sawi pahit, atau wortel.
Juga terkadang kubis atau kol yang sering panen melimpah.
Yang relatif jarang anjlok adalah harga cabai, tetapi bukan tidak mungkin sewaktu-waktu juga anjlok.
Sementara Bambang, agen sayur lainnya tak menampik jika terjadi perbedaan harga jual maupun beli dari sesama agen. Biasanya susahnya mencari barang tersebut karena langka.
BACA JUGA:Banyak Wisatawan Bilang, 10 Negara Ini Makanannya Paling Tidak Enak
Naik turunnya harga komoditi sayuran ini, tak ditampik oleh para petani. Ujang, petani di Kerinjing mengatakan hal itu sudah lumrah dan sudah adapun faktor-faktor penyebabnya pun mayoritas petani.sudah tahu.
Petani pun kadang sudah berupaya mensiasati, agar panennya tidak bertepatan dengan panen daerah lain.