6 Fakta Tak Biasa Namun Menarik Tentang Sumpah Pemuda!

Selasa 29 Oct 2024 - 10:30 WIB
Reporter : Monika Sari
Editor : Trisno Rusli

Pertama kali diadakan pada tanggal 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond yang sekarang dikenal dengan nama Lapangan Banteng, Jakarta, Kongres Pemuda Kedua menjadi peristiwa penting Sumpah Pemuda.

Anak-anak muda dari berbagai organisasi berkumpul saat itu untuk berdiskusi tentang bahasa, sejarah, dan pendidikan guna mempererat persatuan bangsa, yang pada akhirnya menumbuhkan rasa nasionalisme yang semakin kuat.

Saat ini, tempat ini memiliki tujuan yang berbeda. Kompleks sekolah Santa Ursula mencakup bekas gedung Katholieke Jongenlingen Bond, dan Lapangan Banteng berfungsi sebagai area publik yang sering menampung acara kebudayaan dan pertemuan nasional.

BACA JUGA:Pimpin Apel, Begini Pesan Kapolda Tentang Peringatan ke-95 Hari Sumpah Pemuda

BACA JUGA:Dandim 0418/Palembang Pimpin Apel Hari Sumpah Pemuda Ke 95, Ini Pesannya

5. Bahasa Indonesia adalah simbol persatuan bangsa

Untuk meningkatkan kohesi nasional, Kongres Pemuda Kedua pada tahun 1928 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Di masa lalu, sambutan harus diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu karena bahasa Belanda adalah bahasa utama yang digunakan dalam rapat.

Seorang anggota kongres yang berpengaruh, Mohammad Yamin, adalah sekretaris dan penerjemah bahasa Melayu-Belanda.

BACA JUGA:Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke 95 Jadi Momentum Pemuda Bersinergi Dalam Pembangunan

BACA JUGA:Unik, Upacara Hari Sumpah Pemuda di Pantai Mercusuar Batu Betumpang

Usulannya agar kata "bahasa Melayu" diubah menjadi "bahasa Indonesia" diterima oleh semua peserta kongres, dan ini menjadi salah satu hasil utama konvensi tersebut.

6. Hasil Keputusan Kongres Disiapkan oleh Satu Orang

Setelah mendengarkan pidato Pak Sunario, seorang nasionalis yang juga memperjuangkan persatuan, pada hari terakhir Kongres Pemuda Kedua, Mohammad Yamin menuliskan janji pemuda di selembar kertas.

Sumpah Pemuda merupakan komitmen yang mencakup ikrar untuk bersatu dalam satu bangsa, tanah air, dan bahasa.

BACA JUGA:Kisah Rumah Kramat Raya 106, Tempat Lahirnya Sumpah Pemuda

Kategori :