Pemerintah kolonial Belanda memantau secara ketat Kongres Pemuda Kedua, yang diadakan di Jakarta pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928.
BACA JUGA:Pejabat Nomor 2 di Kejati Sumsel Jadi Pembina Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-96, Siapa?
BACA JUGA:Momen Sumpah Pemuda, Pj Bupati Lahat Berikan Reward kepada Atlet NPCI
Meskipun istilah "merdeka" tidak secara resmi dilarang, panitia kongres tetap berhati-hati dalam mengungkapkan sentimen nasionalis.
Oleh karena itu, untuk menghindari reaksi besar pemerintah kolonial terhadap kata-kata yang mengusung semangat kebebasan tersebut, maka lagu Indonesia Raya yang saat itu diperkenalkan oleh Wage Rudolf Supratman dimainkan secara instrumental dengan biola.
Untuk menghindari gesekan dengan pemerintah kolonial, lagu-lagu tanpa lirik dikirimkan sebagai kompromi.
3. Gedung Kongres Pemuda II Diubah Menjadi Museum
BACA JUGA:Jenderal Dengan Pangkat Tinggi di Kodam II Sriwijaya, Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda Ke-96 Tahun
BACA JUGA:Hadiri Upacara Sumpah Pemuda, Ini Pesan Kasdim 0405/Lahat untuk Pemuda
Salah satu tempat utama diselenggarakannya Kongres Pemuda Kedua adalah gedung Indonesische Clubgebouw di Jakarta Pusat.
Arsitektur unik bangunan ini menjadi bukti sejarah perlawanan pemuda Indonesia.
Bangunan ini diubah menjadi Museum Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Mei 1973 setelah dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Museum ini berfungsi sebagai sarana pengajaran untuk menghormati dan mengenali semangat perjuangan generasi muda untuk kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA:Gelar Upacara Hari Sumpah Pemuda 2023, Ini Pesan Kapolres Muara Enim
BACA JUGA:Polres Empat Lawang Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
4. Kongres dilaksanakan di Lapangan Banteng