Senyawa-senyawa tersebut, termasuk trigonelin dan asam nikotinat, diyakini berperan dalam menurunkan kadar gula darah dan mencegah diabetes.
Selain itu, studi lain pada tikus penderita diabetes tipe 2 menunjukkan kombinasi antara polisakarida labu dan senyawa dari tanaman pueraria lobata yang disebut puerarin dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan pengelolaan gula darah.
Walaupun hasil penelitian ini menjanjikan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk mengonfirmasi efek ini secara lebih meyakinkan.
Labu kuning merupakan makanan kaya nutrisi dan senyawa yang dapat mendukung manajemen gula darah.
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan labu kuning dapat menurunkan gula darah, sehingga memiliki potensi dalam mengelola diabetes dan memperlambat perkembangan penyakit dalam beberapa kasus.
Namun, konsumsi labu kuning dalam bentuk makanan olahan yang tinggi gula, seperti minuman manis, kue, dan pai hari raya, tidak menawarkan manfaat yang sama seperti mengonsumsi labu dalam bentuk aslinya.
Meskipun sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan, hasil temuan menunjukkan bahwa menambahkan labu kuning ke dalam pola makan dapat membantu mengelola kadar gula darah.
Manfaat ini akan lebih optimal jika labu kuning dikonsumsi dalam porsi sedang dan dengan pengolahan minimal.