BANDUNG, KORANPALPRES.COM – Menjawab tantangan zaman, seorang dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Anggie Siti Perdani MPd menunjukkan salah satu jalan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dalam tulisan yang disampaikannya, Anggie menyebut gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas yang kita kenal dekat dalam kehidupan sehari-hari.
CO2 menurut dia, memiliki kemampuan untuk menyerap dan memerangkap panas.
Ketika sinar matahari masuk ke bumi, sebagian energi ini dipantulkan kembali ke luar angkasa, tetapi gas-gas rumah kaca seperti CO2 memerangkap sebagian panas ini di atmosfer, menciptakan efek rumah kaca.
BACA JUGA:Listra Unpar Kembali Ukir Prestasi Internasional di Korea Selatan, Rektor Auto Sumringah!
BACA JUGA:Ga Kaleng-Kaleng! PSM UNPAR Raih Juara II di Kompetisi Internasional Prof Georgi Dimitrov Bulgaria
“Ini adalah proses alami yang membuat bumi hangat dan layak huni,” tulisnya.
Namun, peningkatan berlebihan CO2 memperkuat efek rumah kaca dan menyebabkan pemanasan global.
Sumber utama peningkatan CO2 saat ini berasal dari aktivitas manusia, terutama dari penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam untuk menghasilkan listrik, transportasi, serta proses industri.
Kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer sambung Anggie menyebabkan suhu global meningkat, yang memicu perubahan iklim.
Beberapa dampak dari peningkatan CO2 meliputi banjir, kekeringan, badai, dan gelombang panas menjadi lebih sering dan lebih ekstrem, mengancam kehidupan manusia, hewan, dan ekosistem alami.
Dampak-dampak tersebut masih kata Anggie, menunjukkan bahwa meminimalkan emisi CO2 bukan hanya penting, tetapi mendesak.
Pembangunan berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa mengurangi emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan dan membahayakan kehidupan di bumi.