Arab Saudi di posisi kedua dengan skor 35,73. Penggunaan media sosial dan ponsel cerdas di negara ini sangat tinggi, terutama untuk berinteraksi di platform seperti Instagram, Snapchat, dan TikTok.
Di samping itu, penggunaan aplikasi belanja juga cukup populer di negara ini. Populasi muda yang cukup besar dan penetrasi internet yang luas, membuat kecanduan ponsel menjadi masalah yang semakin serius. Dilansir dari laman Ubuy, smartphone diakses oleh 92 persen warga negara ini menurut data tahun 2024.
3. Malaysia
Malaysia berada di urutan ketiga dengan skor 35,43, serta menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk 10 besar negara yang warganya kecanduan smartphone.
BACA JUGA:7 Tips Mengatasi Kamu yang Kecanduan Gadget! Nomor 5 Bisa Memperbanyak Teman
Pemakaian ponsel cerdas untuk keperluan sehari-hari, dari media sosial sampai belanja online, telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Malaysia. Terutama anak muda yang menyebabkan tingkat kecanduan ponsel di negara ini terus meningkat setiap tahun.
4. Brazil
Brazil ada di posisi keempat dengan skor 32,00. Negara ini tingkat penetrasi ponselnya tertinggi di Amerika Latin. Pemakaian ponsel di kalangan remaja dan dewasa muda didorong oleh popularitas platform media sosial dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp.
5. Korea Selatan
Korea Selatan, menjadi salah satu negara dengan perkembangan teknologi paling maju di dunia. menempati peringkat kelima dengan skor 31,62. Ponsel cerdas telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di Korea Selatan, mulai dari bermain mobile game, media sosial, dan layanan streaming.
Dilansir dari laman Hankyoreh, 7 dari 10 orang dewasa di Korea Selatan memakai smartphone. Peningkatan drastis terjadi sejak COVID-19 karena banyak orang dipaksa menggunakan ponsel pintar.
BACA JUGA:Stop Berikan Gawai pada Anak! Ini 6 Dampak Kecanduan Anak Sering Main Gadget
BACA JUGA:Bahaya, Ini Efek Negatif dari Kecanduan Nonton Video Streaming!
6. Iran
Iran duduk di posisi keenam dalam daftar ini dengan skor 31,52. Warga Iran menggunakan waktu mereka bermain ponsel, terutama untuk media sosial, game, dan komunikasi sehari-hari melalui aplikasi pesan. Padahal, dilansir dari Science Direct, perilaku ini berkontribusi terhadap munculnya depresi dan kecemasan pada warga Iran.