"Pohon yang dinilai mengganggu, sudah dipancung bahkan dipapas habis, tapi masih jiga sering padam. Harapan kita PLN cepat tanggap, jangan Mala sekaan dibiarkan," tegas Sutra Imansyah.
BACA JUGA:Ikut Calon di Pilkada 2024, Widia Ningsih Mundur dari Anggota DPRD Lahat, Ini Kata Sekwan
BACA JUGA:Dengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI, Ini Pesan Ketua DPRD Lahat
Sementara, Manager PT PLN Lembayung Lahat, Bayu Landini tak menampik kondisi tersebut.
Ia mengakui, suplai energi listrik di Lahat sudah berlebih, tapi masalahnya jaringan distribusi kabel 3 utama, masih ditemukan didekat sesuatu, berupa pohon, hingga sering buat terjadi gangguan.
"Seperti kondisi di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Selatan, gangguan terjadi biasanya karena kabel putus akibat sambaran petir, terkadang akibat angin kencang sehingga buat ranting pohon yang terparah terbang dan menempel di jaringan listrik," bebernya.
Lanjut Bayu, untuk kondisi di Kecamatan Lahat Selatan, Tanjung Tebat dan SP 2, jaringan listrik sering terganggu oleh perkebunan sawit.
BACA JUGA:SK Gubernur Ditunggu, Pelantikan 40 Anggota DPRD Lahat Makin Mendebarkan
BACA JUGA:7 Fraksi DPRD Lahat Setujui LKPJ Bupati Lahat APBD 2023, Ini Kata Kepala Daerah
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Kikim Barat, Selatan, Tengah dan Muara payang. Namun empat kecamatan ini masuk ranahnya jaringan dari Kabupaten Empat Lawang.
Sehingga pemadaman dilakukan dari PLN Empat Lawang.
"Terkadang saat mau lakukan pemangkasan, warga minta ganti rugi. Kita tidak ada ganti rugi untuk jaringan listrik yang distribusi ke pelanggan, kalau dilalui sutet baru ada," sampainya.
Komisi II DPRD Lahat berencana dalam waktu dekat akan lakukan reses ke masyarakat, dengan mengikuti sertakan pihak PT PLN guna bersosialisasi karena nantinya ada pihak kecamatan, Kepala desa (Kades) dan juga masyarakat.