Hutama Karya sendiri memegang porsi 35% dari total pekerjaan, yang mencakup desain, struktur, serta pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal, dan plumbing).
Salah satu pencapaian penting adalah seremonial Breakthrough TBM-1 pada 21 Oktober 2024.
Pada tanggal tersebut, terowongan sepanjang 1,4 kilometer yang menghubungkan Stasiun Kota hingga Stasiun Glodok berhasil diselesaikan, berkat teknologi canggih yang digunakan, seperti Tunnel Boring Machine (TBM).
Keberhasilan ini menandai langkah besar dalam mempercepat progres proyek, meski lokasi proyek yang berada di pusat kota Jakarta dengan keterbatasan lahan dan lalu lintas yang sangat padat.
Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, meskipun banyak tantangan yang dihadapi, seperti pengelolaan lalu lintas dan keberadaan bangunan cagar budaya di sekitar area proyek, Hutama Karya berkomitmen untuk terus menjaga kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian proyek.
“Dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan bekerja sama dengan stakeholder terkait, kami optimis proyek ini akan selesai tepat waktu dan membawa dampak positif bagi masyarakat Jakarta,” ungkap Adjib.
MRT Fase 2A ini, selain meningkatkan konektivitas antara berbagai kawasan di Jakarta, juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, dan mempersingkat waktu perjalanan para penggunanya.
Dengan adanya tambahan jalur MRT ini, diharapkan kemacetan di ruas-ruas utama Jakarta bisa teratasi, sementara warga dapat menikmati transportasi publik yang lebih nyaman dan efisien.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Pada 2025, Bayar Tol Tanpa Setop
Underpass Joglo: Solusi Cerdas Atasi Kemacetan Surakarta
Selain di Jakarta, Hutama Karya juga tengah menyelesaikan proyek Underpass Joglo di Surakarta, Jawa Tengah, yang ditujukan untuk mengatasi kemacetan di Simpang Joglo, sebuah titik rawan macet yang selama ini mengganggu kelancaran lalu lintas di Kota Solo.
Proyek ini menghubungkan dua ruas jalan penting di Surakarta, yakni Jalan Ir. Soekarno dan Jalan Slamet Riyadi, dan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam meningkatkan efisiensi transportasi di kota tersebut.
Pembangunan Underpass Joglo ini juga dikerjakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) antara Hutama Karya dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (KSO HK-WK).
Dengan progres yang sudah mencapai 85% pada November 2024, proyek ini akan segera menyelesaikan tahap konstruksi dan dapat segera dinikmati oleh masyarakat Solo.
Hutama Karya memegang porsi pekerjaan 55%, yang mencakup pembangunan drainase, struktur, perkerasan jalan, serta pekerjaan mekanikal dan elektrikal.