5 Bandara di Sumatra Turun Status, Mengapa Bandara Minangkabau Tidak?

Kamis 14 Nov 2024 - 18:53 WIB
Reporter : Eko Wahyudi
Editor : Eko Wahyudi

BACA JUGA:10 Bandara Tersibuk di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3 di Antaranya

BACA JUGA:5 Cara Menuju Bandara SMB II Palembang, Dijamin Nyaman dan Praktis!

4. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ini dibangun pada tahun 1970 dan merupakan salah satu bandara terbesar di Sumatra.

Kendati memiliki kapasitas untuk pesawat besar seperti Airbus A330, berkurangnya permintaan penerbangan internasional dari Palembang membuat statusnya berubah menjadi domestik.

Akan tetapi, bandara ini tetap menjadi pusat konektivitas penting di Sumatra Selatan.

BACA JUGA:Mengejutkan! Inilah 10 Kota Paling Kecil di Pulau Sumatera: Saking Kecilnya, Luasnya Mirip Bandara

BACA JUGA:Dibangun di Atas Lahan Lebih 11 Hektar, Bandara Domestik Ini Pernah Layani Penerbangan Internasional

5. Bandara HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung

Bandara ini sebelumnya diresmikan sebagai bandara internasional pada tahun 2017 guna mendukung pariwisata di Pulau Belitung.

Kendati memiliki potensi wisata besar, bandara ini kini hanya melayani rute domestik dan diharapkan bisa mendukung pariwisata lokal.

Alasan Bandara Internasional Minangkabau Tetap Berstatus Internasional

Ada beberapa faktor mendukung keputusan mempertahankan status Bandara Mingakabau ini:

BACA JUGA:Bandara Termewah di Indonesia, Telan Investasi Rp1,8 Triliun, Dikira Bandara Soekarno Hatta, Ternyata…

BACA JUGA:20 Bandara Tersibuk di Dunia, Tidak Ada dari Indonesia

Potensi Ekonomi dan Pariwisata:

Kategori :