Salah satu kritik yang sering dilontarkan STY terhadap pemain diaspora adalah kurangnya menit bermain di level klub.
Namun, dalam kasus Eliano, ia justru memiliki menit bermain lebih banyak dibanding beberapa pemain lain di skuad Garuda, seperti Sandy Walsh atau bahkan Shayne Pattynama.
Keputusan STY mungkin juga dipengaruhi oleh preferensi taktik.
Sebagai pelatih, STY memiliki kebebasan penuh untuk memilih pemain yang dianggap sesuai dengan kebutuhan tim, meskipun hal itu berarti meninggalkan pemain yang secara statistik terlihat menjanjikan.
Apakah Eliano Reijnders benar-benar seburuk yang disiratkan oleh keputusan STY?
Dari sudut pandang statistik, performanya di klub cukup solid, meskipun belum luar biasa.
Keputusan untuk mencoretnya dari DSP mungkin lebih terkait dengan adaptasi taktik dan gaya bermain yang diinginkan STY, serta persaingan ketat di posisi yang sama.
Namun, keputusan ini tetap menimbulkan tanda tanya besar.
Pasalnya proses naturalisasi Eliano berlangsung cepat.
Padahal Shin Tae-yong sendiri yang memberikan rekomendasi ke PSSI agar pemain ini dinaturalisasi.
Kini, setelah Eliano resmi menjadi WNI dan sah membela Timnas Indonesia, STY malah ragu memberinya kesempatan bermain?
Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Eliano akan mampu membuktikan dirinya layak menjadi bagian inti dari skuad Garuda.
Untuk saat ini, ia harus bersabar menunggu panggilan berikutnya khususnya melawan Arab Saudi mendatang.