Menurut teori ini, kebenaran adalah konsistensi logis di antara berbagai pernyataan dalam suatu sistem.
Sebuah teori ilmiah dianggap benar jika tidak bertentangan dengan teori-teori lain yang sudah diterima.
3. Teori Pragmatik
Dalam teori ini, kebenaran diukur berdasarkan kegunaan praktis.
BACA JUGA:CATAT SEJARAH! 70 Persen Prodi di UIN Raden Fatah Palembang Terakreditasi Unggul dan A
BACA JUGA:Membanggakan! Mahasiswa Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang Raih Prestasi Nasional
Sebuah pernyataan dianggap benar jika dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau memberikan hasil yang bermanfaat.
Meskipun berbagai teori ini menawarkan perspektif yang berbeda, mereka menunjukkan bahwa kebenaran adalah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh konteks, metode, dan tujuan penelitian ilmiah.
Realitas: Objek Kajian Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Realitas merujuk pada segala sesuatu yang ada, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik.
BACA JUGA:Go International! 20 PTKIN Raih Akreditasi Unggul, Termasuk UIN Raden Fatah Palembang
BACA JUGA:Wujudkan Lingkungan Bersih, UIN Raden Fatah Resmikan Bank Sampah Suci Berkah
Dalam filsafat ilmu, realitas dipandang melalui berbagai lensa, termasuk:
Realitas Empiris
Ini adalah aspek realitas yang dapat diamati dan diukur melalui indera atau instrumen ilmiah.
Ilmu pengetahuan modern banyak bergantung pada pendekatan ini untuk memahami dunia fisik.
BACA JUGA:Kobarkan Semangat Juang, UIN Raden Fatah Gelar Apel Peringatan Hari Santri
Realitas Metafisik
Filsafat ilmu juga mempertimbangkan aspek-aspek realitas yang berada di luar jangkauan pengamatan empiris, seperti konsep-konsep abstrak.