PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Buah Golden Berry, atau dikenal juga sebagai ciplukan adalah buah eksotis yang konon bisa jadi obat kanker dan rematik. Buah ini semakin populer di pasar dunia dan berasal dari dataran tinggi Andes, serta punya sejarah panjang dalam budaya Inca sebagai makanan pokok dan camilan.
Bentuk buah ciplukan ini bulat kecil dengan kulit tipis yang menyerupai kepompong. Saat ini, buah ciplukan banyak dijual dalam bentuk kering dan semakin diminati berkat rasa manis asamnya yang unik serta kandungan nutrisi tinggi, seperti antioksidan, vitamin A, B, C, E, dan K1, serta mineral esensial.
Konon, daya tarik utama dari golden berry adalah pada manfaat kesehatannya. Buah golden berry ini mengandung senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti antioksidan, asam lemak tak jenuh, dan fitosterol. Semua zat itulah yang diyakini berpotensi membantu mengatasi penyakit kanker, hepatitis, hingga rematik.
Di dunia kulinerdi banyak tempat, ciplukan kering kerap diramu sebagai snack sehat, dicampurkan dalam granola, yoghurt, atau bahkan diolah menjadi minuman kesehatan.
BACA JUGA:Apakah Buah Naga Baik untuk Penderita Diabetes? Simak Penjelasan Ini
BACA JUGA:7 Buah Kaya Nutrisi untuk Mendukung Pertumbuhan Tinggi Badan Anak!
Di Indonesia, buah ciplukan cocok tumbuh di daerah beriklim tropis dengan kelembaban yang tinggi, seperti di Sumedang, Jawa Barat. Lebih tepatnya lagi di kawasan Pamulihan yang memiliki iklim ideal dengan suhu rata-rata 24,7°C dan curah hujan yang cukup tinggi.
Di samping itu, beberapa petani lokal juga mulai mengembangkan budi daya golden berry ini, mengingat permintaan global yang terus meningkat.
Indonesia saat ini sering mengekspor ciplukan kering ke berbagai negara. Jika mengau berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2024, terdapat lima negara tujuan utama ekspor ciplukan kering RI antara lain Vietnam, Amerika Serikat, Thailand, China, dan Singapura.
Vietnam memimpin dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 1.111.100, sementara Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan nilai US$ 287.992. Dari segi volume penjualan ke luar negeri, Vietnam juga menjadi pasar terbesar dengan 306.109 kg ciplukan, disusul Thailand dan Amerika Serikat dengan masing-masing 93.100 kg dan 39.702 kg.
BACA JUGA:5 Buah Ini Aman Untuk Penderita Diabetes, No 3 Bisa Juga Buat Kecantikan
Berkembangnya atau meningkatnya popularitas ciplukan kering di negara-negara tersebut tak lepas dari kesadaran masyarakat global akan kesehatan dan gaya hidup sehat. Di negara-negara seperti Amerika Serikat, ciplukan kering terjual dengan harga US$15 sampai US$20 per 1lb (Sekitar Rp. 314.000,00).
Buahnya dalam kondisi kering ini cukup banyak digunakan dalam produk granola dan snack organik yang populer di kalangan konsumen yang mengutamakan asupan bernutrisi.
Di dua negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam, ciplukan kering juga diolah dalam bentuk teh herbal dan camilan ringan, yang tentunya disesuaikan dengan selera lokal.