Dugaan Politik Uang Meroket di Pilgub Sumsel, 4 Pemateri Diskusi Relung Forum Beber Fakta Mengejutkan

Sabtu 07 Dec 2024 - 23:14 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Dalam diskusi bertema "Hegemoni Herman Deru, Anomali Mawardi Yahya, dan Sensasi Eddy Santana di Pilgub Sumsel 2024" yang diselenggarakan oleh Relung Forum, para pemateri menyoroti masifnya praktik politik uang menjelang hari pemilihan.

Diskusi berlangsung di Kawan Ngopi Cafe, Jalan Srijaya, Kelurahan Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang, Jumat malam, 6 Desember 2024

Dalam diskusi tersebut, Pengamat politik Sumsel Ade Indra Chaniago mengungkapkan bahwa peredaran amplop pada masa tenang sangat masif.

Hal ini terlihat dari perubahan signifikan hasil survei sebelum Pilkada dibandingkan dengan hasil quick count.

BACA JUGA:Debat Ketiga Pilgub Sumsel Tambah Seru! HDCU Blak-Blakan Kupas 3 Peran Utama Kepala Daerah

BACA JUGA:Debat Ke-3 Pilgub Sumsel, MATAHATI Sampaikan 8 Misi

Ade Indra mengaku terkejut ketika pasangan calon (paslon) nomor 01 mencatatkan kemenangan hingga 73 persen dalam quick count.

"Di kepala saya, langsung terlintas bahwa setidaknya ada 3,3 juta amplop yang beredar di masyarakat, karena fenomena ini juga ramai diperbincangkan di media sosial," beber Ade 

Perkiraan tersebut sambung Ade, salah satunya bisa didasarkan pada peristiwa penggerebekan gudang logistik partai yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumsel beberapa hari sebelum pencoblosan.

"Katanya logistik itu untuk ulang tahun partai, tapi mengapa di setiap kantong terdapat logo dan nama paslon? Setelah penggerebekan itu pun, Bawaslu tidak mengambil tindakan tegas," singgung Ade.

BACA JUGA:Hadiri Deklarasi Damai Pilgub Sumsel 2024, Sultan Palembang Beri Tips Jitu Pilih Pemimpin Masa Depan

BACA JUGA:Deklarasi Damai Pilgub Sumsel 2024! Ini Arahan Pj Gubernur Elen Setiadi

Masifnya praktik seperti ini, menurut Ade, juga disebabkan oleh sikap apatis masyarakat yang enggan peduli terhadap persoalan yang terjadi selama Pilkada.

Banyak masyarakat yang berpura-pura tidak tahu timpal Ade, sehingga praktik ini menjadi mudah dilakukan.

"Akibatnya, paslon 01 berhasil menciptakan demokrasi berbasis 'terima kasih'—dia memberikan amplop, masyarakat memberikan suara," singgung Ade.

Kategori :