Praktik ini singgung Bagindo, seperti barter antara paslon dan pemilih—amplop dan bansos ditukar dengan suara.
"Ini adalah bentuk kegagalan membangun ekosistem politik modern yang berbasis ide dan gagasan," sindirnya.
Bagindo pun pesimistis akan adanya perubahan signifikan selama lima tahun ke depan.
BACA JUGA:Jangan Tebang Pilih! KSTI Desak Bawaslu Sumsel Usut Dugaan Politik Uang Lewat Pembagian Sembako
"Dengan masifnya politik uang, masyarakat tidak bisa berharap banyak untuk perubahan yang lebih baik. Proses yang cacat menghasilkan hasil yang serupa," tutupnya.
Di sisi lain, salah satu narasumber Relung Forum dari kalangan influencer, Cek Maria, menekankan bahwa politik seharusnya menjadi sarana untuk menyatukan, bukan memecah belah.
Ia menilai bahwa peran influencer, endorser, atau profesi serupa seharusnya bertumpu pada kemampuan memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat.
Prinsipnya kata Cek Maria, setelah Pilkada selesai, selesai pula pekerjaan atau kontrak profesional kita.
BACA JUGA:Ancam Integritas Bangsa, Mahasiswa Universitas Andalas Kecam Politik Uang di Kontestasi Pilkada 2024
BACA JUGA:Tegas! MUI Ogan Ilir Sampaikan Ini Terkait Politik Uang
Semua kembali seperti semula, tidak ada yang berubah.
Jadi, jangan berlebihan atau saling menjatuhkan.
"Begitu juga masyarakat, seharusnya bisa menjaga harmoni," cetus Maria.
Maria, yang juga dikenal sebagai seorang komedian, memberikan apresiasi terhadap kerja dan kinerja diskusi publik yang digagas oleh Relung Forum sepanjang proses Pilkada Sumsel.