PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Beragam cara dilakoni Tim Muatan Lokal Baso Pelembang mengekspresikan rasa syukur atas pencapaian membumikan kembali bahasa daerah di Kota Palembang.
Tim Muatan Lokal atau Mulok yang terdiri dari tim kurikulkum, tim penyusun buku dan tim editor berkumpul di ruang pengawas Kantor Dinas Pendidikan Kota Palembang, Jalan Pramuka, Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang, Rabu 18 Desember 2024.
Mereka sengaja berkumpul sebagai rasa syukur karena baso pelembang sudah resmi masuk dan diajarkan di sekolah-sekolah mulai kelas III, IV, V, dan VI SD hingga kelas VII, VIII dan IX SMP.
Tak hanya itu, di kesempatan emas tersebut mereka juga mengenalkan 23 macam jenis makanan tradisional sebagaimana terdapat di dalam buku muatan lokal untuk kelas III SD.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Giatkan Bimtek Muatan Lokal Baso Pelembang, ini Tujuan Utamanya!
BACA JUGA:Huruf Surat Ulu akan Menjadi Muatan Lokal di Sekolah, Ini Kata Kadisdikbud Lahat
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Adrianus Amri diwakili Kasi Kurikulum SMP Maju P Simanjuntak mengapresiasi kegiatan berupa syukuran dan pengenalan 23 makanan tradisional.
“Saya berharap semua tim yang tergabung dapat mengenal, memahami bahkan mencicipinya langsung jadi nanti dapat mengenalkannya juga ke peserta didik
Sementara, Ketua Tim Penyusun Buku Muatan Lokal Bahasa Palembang Prof Zuhdiyah dalam sambutannya menjelaskan, buku muatan lokal baso Pelembang tidak hanya mengajarkan Bahasa Palembang.
Namun terlebih di dalamnya juga ada pengetahuan tentang sejarah, permainan, tradisi lisan, bahkan makanan tradisional.
BACA JUGA:Resmi Hadir Terjemahan Alquran Berbahasa Palembang, SMB IV Berharap Jadi Muatan Lokal
BACA JUGA:Wong Kito Galo, Ayo Belajar! 30 Kosakata Bahasa Palembang Paling Sering Digunakan Beserta Artinya
Terdapat 23 jenis makanan tradisional berupa kue yang diajarkan di kelas III SD antara lain dadar jiwo, Bugis, Mentu, Engko', Gandus, Ketan Punar, Lupis, Puntir, Gelenak, Kamer, Kue lumpang, Gunjing, Kue talam, Apel, Gomak, Naam, Manan Sahmin, Bluder, Bikang dan Kumbu.
Puluhan ragam kue tradisional tersebut saat ini sudah susah untuk ditemui.
Namun bukan berarti sudah betul-betul hilang dari peredaran sehingga patut untuk kita kenalkan kembali kepada siswa dan masyarakat kota Pelmbang.