Perdana menteri wanita pertama India, Indira Gandhi, menjabat selama dua periode, dari tahun 1966 hingga 1977 dan dari tahun 1980 hingga 1984.
BACA JUGA:6 Negara Paling Nyaman untuk Ditinggali, Apakah Indonesia Termasuk?
BACA JUGA:5 Tradisi Budaya Unik Indonesia yang Menarik Wisatawan Mancanegara, Apa Saja?
Inisiatif ekonominya, seperti Revolusi Hijau, yang meningkatkan produksi pangan, telah membuatnya terkenal.
Ia mengambil sikap tegas terhadap saingan politiknya selama keadaan darurat nasional tahun 1975–1977, meskipun faktanya tindakan ini membatasi kebebasan sipil dan menimbulkan banyak kritik.
Gandhi juga merupakan pendukung utama kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.
Namun, warisannya juga ditandai dengan tindakan otokratis dan berpusat pada kekuasaan yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakpuasan publik dan kekalahannya dalam pemilu.
BACA JUGA:Daftar Negara Paling Awal Hingga Terakhir Merayakan Tahun Baru 2025
BACA JUGA:Kampus Umum Rame-Rame Giat Moderasi Beragama dan Bela Negara, ini Komentar Menag
3. Margaret Thatcher (United Kingdom, 1979)
Dari tahun 1979 hingga 1990, Margaret Thatcher memimpin Inggris sebagai perdana menteri perempuan pertama.
Dia terkenal sebagai pemimpin Partai Konservatif karena kebijakan ekonomi neoliberalnya, atau "Thatcherisme", yang memprioritaskan pemotongan pajak, privatisasi perusahaan milik negara, dan pengurangan peran pemerintah dalam perekonomian.
Perekonomian Inggris mengalami transformasi yang luar biasa sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan ini.
Namun kebijakan-kebijakan ini juga menimbulkan kontroversi dan ketidakbahagiaan di antara kelompok masyarakat yang terkena dampak buruk dari berkurangnya layanan publik dan meningkatnya kesenjangan.