Sementara 2 flyover di Gunung Megang, dan 1 flyover di Ujan Mas telah diusulkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atau ke Kemeterian Pekerjaan Umum (PU), atau pembiayaan dikembalikan ke PT KAI.
BACA JUGA:Proyek Flyover Pertama di Palembang, Nilainya Rp60 Miliar dengan Panjang 400 Meter
“Sedangkan untuk flyover di ruas Sudirman Muara Enim sudah masuk di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” terangnya.
Di samping sebagai upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumsel sambung Elen, pentingnya pembangunan flyover ini juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat di wilayah perlintasan kereta api.
Lebih lanjut Elen membeberkan, Provinsi Sumsel dianugerahi sumber daya alam yang melimpah.
Untuk itu Pemprov Sumsel berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita optimalkan dengan peningkatan sumber daya alam melalui industri transportasi,” tegas Elen Setiadi.
Sehingga upaya ini untuk tidak ditunda lagi, sebab menurut Elen opportunity loss (kehilangan peluang atau keuntungan) akan semakin besar.
“Apabila kapasitas batubara ini meningkat, muaranya tentu akan berujung pada upaya bagaimana menurunkan tingkat kemiskinan di Sumsel yang 2% di atas nasional,” tukasnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Usaha PT KAI Rudi As Aturridha menjelaskan, sebagai salah 1 Proyek Strategis Nasional (PSN), KAI memiliki peran penting dalam kelancaran distribusi batubara.
BACA JUGA:5 Flyover di Kota Palembang, Nomor 3 Masih Anyar dan Terpanjang di Palembang
BACA JUGA:Mulai Beroperasi! Flyover Sekip Ujung Palembang Hari Ini Dibuka Bakal Diresmikan Presiden Jokowi
Pada tahun 2025, KAI akan menyiapkan kapasitas angkut batubara sebesar 89 juta ton.