PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Stunting dalam bahasa Sumatera Selatan adalah budak kerdil/pendek atau anak yang tinggi badannya lebih pendek dari anak seusianya.
Diketahui, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadi stunting ini.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI, pengertian dari stunting itu sendiri menurut WHO (2015), adalah suatu yang mengganggu tumbuh kembang anak yang diakibatkan oleh kurang gizi kronis serta infeksi yang terjadi berulang-ulang.
Hal ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah dari standar untuk anak seusianya.
BACA JUGA:Berminat Jadi Petugas KPPS Pagaralam? Kamu Bisa Daftar Mulai Besok di PPS Terdekat
Namun, perlu juga diketahui bahwasanya tidak semua balita yang tubuhnya pendek itu stunting, tentu hal itu ada pembedanya.
Meski dari itu, dipastikan anak yang stunting yaitu pendek.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mendukungnya terjadi stunting di Indonesia yang saat ini masih dikatakan tinggi persentase kejadian stunting tersebut.
Berikut ada 5 faktor yang menyebabkan terjadinya stunting:
BACA JUGA:Naik! Ini Besaran Honor KPPS Ogan Ilir Untuk Pemilu 2024
1. Akses terhadap makanan bergizi yang rendah
Faktor yang pertama ini merupakan salah satu faktor terjadinya stunting, dalam hal ini asupan dari vitamin dan mineral rendah serta keragaman dari pangan dan sumber dari protein hewani dan nabati juga kurang atau belum memadai.
Hal ini faktornya berkepanjangan mulai dari seorang ibu yang pada masa remaja mengalami kurang nutrisi.
Terutama selama masa kehamilan kurang nutrisi serta laktasi juga akan menjadi faktor yang memperngaruhi pada tumbuh kembang pada otak anak.
BACA JUGA:Ini 6 Lokasi Wisata Alam dan Buatan yang Cukup Hits di Lampung. Kamu Bisa Coba ke Sana Lho!