Tradisi Ramadan Masyarakat Gorontalo: Langgilo Sebelum, Malam Qunut Pertengahan dan Tumbilotohe Jelang Akhir

Rabu 19 Mar 2025 - 20:05 WIB
Reporter : Eko Wahyudi
Editor : Eko Wahyudi

“Agendanya diisi dengan ceramah tentang asal muasal Ramadan dan menanti penetapan awal Ramadan oleh Menteri Agama,” kata Djemy menerangkan. 

Tonggeyamo seperti tadi disinggung hampir sama dengan sidang isbat, yang dilakukan sejak zaman kerajaan Gorontalo dan terus dilestarikan hingga saat ini. Pelaksanaan tonggeyamo biasa digelar di rumah dinas atau Yiladia lo Dulohupa (rumah adat untuk bermusyawarah), lengkap dengan pakaian adat khas Gorontalo.

BACA JUGA:Masyarakat Muslim di NTT Punya Tradisi Sendiri yang Membuat Ramadan Terasa Hadir

BACA JUGA:Tradisi Khas dan Unik Memeriahkan Ramadan dari Masyarakat Berbagai Etnis di NTB

Pada tahun ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar tradisi sidang adat Tenggeyamo sebagai bentuk pemberitahuan resmi kepada umat muslim mengenai penetapan 1 Ramadan 1446 Hijriah di Rumah Jabatan Gubernur Gorontalo pada Jumat (28/2/2025) lalu.

Sekdaprov Sofian Ibrahim dalam sambutannya mengatakan, kehadira pemerintah sangat dibutuhkan termasuk dalam urusan agama. Hal ini karena menurutnya masyarakat membutuhkan wadah atau lembaga untuk dijadikan acuan.

“Pemerintah adalah bagian penting, termasuk bagaimana peran pemerintah menentukan 1 ramadan, karena kita tentu perlu wadah lembaga yang diyakini oleh masyarakta untuk menjadi acuan. Melalui rapat isbat ini, pemerintah berada di depan untuk memberikan pedoman kepada seluruh masyarakat,” ungkap Sofian.

Jadi tradisi ramadan di Gorontalo meliputi Koko'o, Langgilo, Bacoho tadi. 

BACA JUGA:5 Tradisi Unik Ini Hanya Ada di Bali Saat Bulan Suci Ramadan

BACA JUGA:Tradisi Ramadan Masyarakat Tidung di Kalimantan Utara yang Mulai Tergerus Peradaban

Akan tetapi, ada pula Tonggeyamo, Mongaruwa, dan Tumbilotohe. Serta tradisi unik lainnya yakni Malam Qunut.

Koko'o

Koko’o adalah tradisi ketuk sahur atau membangunkan sahur dengan alat musik bambu untuk membangunkan warga. Utamanya tradisi ini dilakukan turun-temurun yang dilakukan setiap tahun pada hari pertama bulan Ramadan. 

Mongaruwa  

Mongaruwa adalah tradisi doa arwah menjelang Ramadan yang dipercaya membawa keberkahan bagi keluarga. Hal ini juga menunjukkan solidaritas dan kepedulian antarwarga bahkan kepedulian kepada warga yang sudah meninggal.

BACA JUGA:Ini Tradisi Ramadan Masyarakat Kalimantan Timur yang Masih Kental

Kategori :