Penyerapan Adaptasi adalah penyerapan yang terjadi ketika pemakaian bahasa hanya mengambil maknanya saja dari kata asing yang diserap. Ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Contoh: maksimal (dari bahasa Belanda maximal), kado (dari cadeu bahasa Prancis), dan pluralisasi (dari Pluralization dari bahasa Inggris). Kata-kata tersebut mengalami perubahan pada ejaan dari bahasa asalnya.
Penyerapan penerjemahan memiliki keuntungan memperkaya kosakata bahasa Indonesia dengan sinonim. Lalu hasil dari terjemahan juga dapat meningkatkan daya ungkap bahas Indonesia sendiri.
Ada dua cara penerjemahan ini: Penerjemahan tidak berasas artinya dari satu kata diterjemahkan ke satu kata, misalnya Psychologist yang berarti ahli psikologi dan medical practitioner yang berarti dokter.
BACA JUGA:Resmi Hadir Terjemahan Alquran Berbahasa Palembang, SMB IV Berharap Jadi Muatan Lokal
Penerjemahan berasas artinya istilah asing di dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah bahasa Indonesia dalam bentuk positif juga, sedangkan istilah negatif mengalami bentuk negatif juga. Misalnya, bound form yang berarti bentuk terikat.
Demikian juga kelas kata, jika istilah asing di dalam bentuk nomina harus diterjemahkan ke dalam bentuk nomina demikian juga kelas kata yang lain juga misal; merger (nomina) yang berarti usaha (nomina).
Penerjemahan bentuk plural, dalam istilah bahasa Indonesia bisa jadi tunggal, misal; master of ceremonies yang berarti pengatur acara dan charge d’affaire yang berarti kuasa usaha.
Penyerapan Kreasi terjadi ketika pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang terdapat di dalam bahasa sumbernya, kemudian mencari padanan dalam bahasa Indonesia.
Misalnya kata effective yang berarti berhasil guna atau spareparts yang berarti suku cadang.
Itu tadi mengenai kata serapan dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing.*