”Segala puji hanya milik Allah, Tuhan Pemilik langit dan bumi, Tuhan semesta alam.” (Al-Jatsiyah: 36). Maksudnya, Allah adalah Tuhan pemilik dunia kosmos, di samping pemilik dunia-dunia lain.
“Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (At-Thalaq: 12).
Rasulullah bersabda, “Barang siapa mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka ia akan dibenamkan ke dalam bumi lapis tujuh.” (HR.Bukhari).
Beliau pernah berdoa, “Ya Allah, Tuhan pemilik langit yang tujuh dan semua yang dinaunginya, Tuhan pemilik bumi yang tujuh dan semua yang mendiaminya.”
BACA JUGA:Misteri Gang Senggol di Balai Yasa, Suasana Angker yang Menghantui Warga
Nabi juga pernah bersabda, “Tidaklah langit yang tujuh dan bumi yang tujuh dan semua yang ada di antara dan di dalamnya, bila berada di atas Kursi Allah, melainkan seperti lingkaran yang dilempar ke tanah lapang.”
Ayat Alquran di atas (At-Thalaq: 12) dianggap sebagai satu-satunya petunjuk atas adanya bumi yang tujuh.
Sejak dahulu, manusia masih bingung dalam memahami hakikat langit yang tujuh dan bumi yang tujuh.
Persoalan ini terus menjadi bahan penelitian kalangan astronom hingga sekarang.
BACA JUGA:Kata Nenek Dulu, Bulan yang Ujungnya 'ber' Menandakan Musim Hujan? Apa Iya, Cek Faktanya
Meskipun sudah ada kemajuan sangat signifikan di bidang teknologi modern, tapi pengeboran bumi hanya bisa mencapai angka 1 berbanding 500 dari setengah diameter bumi.
Pengeboran terdalam yang pernah dilakukan manusia hingga detik ini hanya mencapai kedalaman 12 kilometer, padahal setengah diameter bumi adalah 6.370 kilometer.
Dari satu ayat dan beberapa hadis di awal, kita bisa menyimpulkan bahwa maksud dari bumi yang tujuh adalah tujuh lapisan pembentuk bumi.
Artinya, itu semua sudah ada di bumi tempat tinggal kita. Kesimpulan semacam ini dikuatkan oleh penyebutan kata “bumi” (al-ardh) yang berbentuk tunggal (ifrad), sementara kata “langit” berbentuk tunggal dan juga plural.
BACA JUGA:Kata Nenek Dulu, Bulan yang Ujungnya 'ber' Menandakan Musim Hujan? Apa Iya, Cek Faktanya
Sebab manusia tidak bisa melihat entitas apa pun di atas bumi selain langit dunia. Manusia tidak bisa melihat langit-langit lainnya.