Sriwijaya, sebagai pusat perdagangan internasional, menjadikan Palembang sebagai simpul penting dalam arus barang dari India, Tiongkok, hingga Timur Tengah.
“Dari butiran manik-manik, kita dapat membaca jejak keterhubungan global Sriwijaya. Ia merefleksikan bagaimana kerajaan ini berperan sebagai simpul perdagangan dunia, sekaligus pusat peradaban yang kaya akan simbol budaya,” ujar Dr. Hudaidah.
Lebih jauh, ia menambahkan bahwa simbolisme manik-manik juga berkaitan dengan kepercayaan dan tata sosial masyarakat.
Warna, bentuk, hingga jumlah manik-manik tertentu dipercaya memiliki makna spiritual yang erat kaitannya dengan ritual keagamaan dan tata hidup masyarakat kala itu.
BACA JUGA:Workshop Ini Jadi Yang Perdana di Museum Sriwijaya, Tentang Apa Itu?
Seperti diketahui, seminar Manik-manik Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan ini menghadirkan lima narasumber utama dari kalangan akademisi lintas bidang, yang tergabung dalam Tim Penulis Kajian, serta dipandu oleh moderator Merry Hamraeny, S.Pd., M.M.
seminar Manik-manik Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan ini menghadirkan lima narasumber utama dari kalangan akademisi lintas bidang, yang tergabung dalam Tim Penulis Kajian-Foto: Sri Devi-koranpalpres.com
Adapun narasumber yang hadir yaitu:
Berlian Susetyo, S.Pd., M.Hum., dengan materi “Manik-manik Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan dan Urgensinya dalam Pengkajian”.
Dr. Sondang Martini Siregar, S.S., M.Si., yang membawakan topik “Sejarah Manik-manik Indonesia”.
Dr. Hudaidah, M.Pd., mengulas “Manik-manik Sriwijaya dalam Perspektif Sosial dan Budaya”.
Dr. Imam Asngari, S.E., M.Si., dengan tema “Kajian Ekonomi, Kewirausahaan, dan Perdagangan Internasional”.
Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H., membawakan materi “Perspektif Teori Konstitusi Nusantara Terhadap Manik-manik Palembang”.
Kelima narasumber tersebut memaparkan sudut pandang berbeda yang saling melengkapi: mulai dari aspek sejarah, sosial-budaya, ekonomi, hingga perspektif hukum.
Hal ini membuat seminar semakin kaya dan memberikan wawasan komprehensif mengenai manik-manik sebagai warisan budaya yang multifungsi.