Manik-manik digunakan untuk memperindah penampilan dan menjadi bagian dari identitas diri.
Pada masyarakat tertentu, jumlah dan kualitas manik-manik mencerminkan tingkat kesejahteraan pemiliknya.
2. Penanda Status Sosial
Tidak semua orang bisa memiliki manik-manik berkualitas tinggi.
Oleh karena itu, ia kerap dipakai sebagai simbol prestise dan kedudukan dalam masyarakat.
3. Benda Ritual dan Keagamaan
Banyak manik-manik ditemukan di situs pemakaman prasejarah.
Kehadirannya diyakini sebagai bekal spiritual bagi orang yang meninggal atau sebagai bagian dari upacara keagamaan.
4. Bukti Perdagangan Awal
Material manik-manik, seperti kaca impor atau kerang dari wilayah pesisir, menunjukkan adanya interaksi dagang antarwilayah.
Hal ini menjadi bukti awal bahwa masyarakat di Sumatera Selatan sudah menjadi bagian dari jaringan perdagangan luas, bahkan sebelum Sriwijaya mencapai masa jayanya.
BACA JUGA:Daftar Pemenang Lomba Menyanyi Solo Lagu Daerah Sumatera Selatan di Museum Balaputera Dewa
Dalam perspektif sosial budaya, manik-manik pada masa Sriwijaya tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga strategis.