Mengungkap Jejak Sosial Budaya Sriwijaya: Manik-manik Sebagai Simbol Status, Perhiasan, dan Benda Ritual

Kamis 02 Oct 2025 - 13:49 WIB
Reporter : Sri Devi
Editor : Sri Devi

Manik-manik digunakan untuk memperindah penampilan dan menjadi bagian dari identitas diri. 

Pada masyarakat tertentu, jumlah dan kualitas manik-manik mencerminkan tingkat kesejahteraan pemiliknya.

2. Penanda Status Sosial

Tidak semua orang bisa memiliki manik-manik berkualitas tinggi. 

Oleh karena itu, ia kerap dipakai sebagai simbol prestise dan kedudukan dalam masyarakat.

BACA JUGA:Makna dan Cerita Terciptanya Lagu Payo ke Museum, Mars Museum Negeri Sumatera Selatan yang Penuh Inspirasi

BACA JUGA:Makna di Balik Gerak dan Irama Tari Rodat, Art Performance Apik Sanggar Apik Budaya di Museum Balaputera Dewa

3. Benda Ritual dan Keagamaan

Banyak manik-manik ditemukan di situs pemakaman prasejarah. 

Kehadirannya diyakini sebagai bekal spiritual bagi orang yang meninggal atau sebagai bagian dari upacara keagamaan.

4. Bukti Perdagangan Awal

Material manik-manik, seperti kaca impor atau kerang dari wilayah pesisir, menunjukkan adanya interaksi dagang antarwilayah. 

Hal ini menjadi bukti awal bahwa masyarakat di Sumatera Selatan sudah menjadi bagian dari jaringan perdagangan luas, bahkan sebelum Sriwijaya mencapai masa jayanya.

BACA JUGA:Daftar Pemenang Lomba Menyanyi Solo Lagu Daerah Sumatera Selatan di Museum Balaputera Dewa

BACA JUGA:Qori Nur Intan, Bintang Muda Raih Juara Lomba Menyanyi Solo Lagu Daerah Sumsel di Museum Balaputera Dewa

Dalam perspektif sosial budaya, manik-manik pada masa Sriwijaya tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga strategis. 

Kategori :