PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Proyek Jembatan Selat Sunda sudah lama dihembuskan sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto, Mega proyek ini telah menjadi wacana lintas era.
Sejak wacana itu terdengar di tahun 1960-an, proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) masih belum terealisasi hingga sekarang.
Jadi, apa yang menjadi kendala proyek JSS tersebut?
Dari hasil pra studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 2009, diperkirakan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) akan membutuhkan anggaran biaya hingga Rp200 triliun, dengan proyeksi panjang jembatan mencapai 29-31 km.
BACA JUGA:Open Recruitment dari Pertamina Foundation, Ditunggu Sampai 16 Januari
BACA JUGA:Gajinya Besar! Perusahaan Tambang Terkemuka Dunia Ini Sedang Membuka Lowongan Kerja, Yuk Cek Disini
Apakah mungkin wacana lama ini bisa terealisasi di kemudian hari, atau di masa depan?
Berikut ini Lika-liku panjang Proyek Jembatan Selat Sunda yang telah menjadi wacana nasional lintas era ini.
Pada tahun 1960, Professor Sedyatmo dari Institut Teknologi Bandung mengusulkan proyek interkoneksi 3 pulau yaitu Sumatera, Jawa, Bali.
Mega Proyek ini bernama Tri Nusa Bimasakti.
BACA JUGA:Penempatan di Jakarta, Berikut Lowongan Kerja Terbaru PT K-24 Indonesia (Apotek K-24)
Lima tahun berjalan, di tahun 1965 Professor Sedyatmo kembali menggagas ide awal berupa proyek terowongan terapung sebagai penghubung ketiga pulau tersebut.
kemudian pada tahun 1986, Presiden Soeharto menugaskan Menristek yang kala itu B. J. Habibie untuk mengkaji proyek tersebut, dan pada 1988 Pemerintah lalu membuka opsi pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Pada tahun 1997, Professor Wiratman ditugaskan oleh Menristek B. J. Habibie untuk mulai mengkaji kemungkinan pembangunan Jembatan Selat Sunda.