Namun karena terdapat perbedaan yang signifikan, EEF memutuskan untuk belajar dari Prakerja.
“Dengan Singapura, kami memiliki permasalahan yang berbeda,” ujarnya.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin menyambut baik kunjungan EEF Thailand.
Rudy menjelaskan Prakerja mengedepankan inovasi dengan pendekatan sistem digital end-to-end.
BACA JUGA:Jembatan Pesona Tanjung Senai, Lokasi Wisata yang Tak Kenal Musim
Dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun, Prakerja telah memberikan manfaat dan dampak positif kepada 17,5 juta penerima.
Prakerja, kata Rudy, sudah dikenal luas secara internasional dan berharap bisa dicontoh oleh negara-negara lain, terutama dari Asia Tenggara.
NSPC Kamboja, lanjut Rudy, sudah pernah datang studi banding dan berencana akan meluncurkan program serupa November mendatang.
“Prakerja terbuka untuk kerja sama dan melakukan inovasi,” kata dia.
BACA JUGA:Gelar Innovation Day Surabaya, Schneider Electric Tampilkan Beragam Solusi Digital dan Otomasi
Sementara itu, Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari menyatakan apresiasi sebesar-besarnya atas kedatangan EEF Thailand dan bersedia berbagi tentang cara kerja Prakerja.
“Kami berharap delegasi Thailand bisa pulang dengan pengetahuan dan pengalaman yang baik (mengenai Prakerja),” pungkas Denni.
Dalam studi banding ini, delegasi EEF mendapatkan presentasi berbagai materi selama dua hari, seperti teknologi, operasional, ekosistem, monitoring dan evaluasi, serta penganggaran.
Setelah sesi di kantor Prakerja, di hari ketiga delegasi juga berkesempatan mengunjungi beberapa mitra Prakerja seperti Skill Academy, Kariermu, dan DANA.
BACA JUGA:Kaji Marga Melaju Lintasan Zaman dalam Seminar, Ini Alasan Pengelola Museum Negeri Sumsel
EEF adalah lembaga yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Pendidikan Berkeadilan Thailand pada 2018.