Akibat bencana hidrometeorologi ini terjadinya hujan yang sangat lebat, gelombang tinggi hingga angin kencang.
BACA JUGA:3 Pelatihan Tersedia di Talenta AI Indonesia, Buruan Daftar Lewat Prakerja 2024
BACA JUGA:Kiat Jitu ala Pj Gubernur Agus Fatoni dalam Membangun Sumatera Selatan Lebih Maju
Potensi bencana hindrometeorologi ini diakibatkan oleh tiga hal yakni:
1. Monsun Asia yang memperlihatkan peningkatan aktifitas beberapa hari terakhir. Hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
2. Adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Samudera Hindia barat Sumatera, Laut Timor dan Teluk Carpentaria.
Hal ini memicu terbentuknya pola pumpunan dan memperlambat kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian baart dan Selatan ekuator.
BACA JUGA:Lowongan Kerja Mayapada Hospital Group Rumah Sakit Swasta Terbaik
BACA JUGA:Pangdam II/Swj: Janji Saya, Jadi Prajurit Bayar, Uang Dikembalikan
Selain itu dapat meningkatkan potensi angin kencang dan pertumbuhan awan hujan di Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian Selatan dan Jawa.
Hal ini berdampak pada terjadinya gelombang tinggi di perairan.
3. Aktifitas gelombang atmosif terjadi peningkatan sehingga berpotensi cuaca ekstrem.
Seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.
BACA JUGA:Jangan Mau Cepat Tua! Mulai Sekarang Hindari 5 Makanan Ini Selagi Masih Muda
BACA JUGA:Sambut HUT Ke-74, Yonkav 5/DPC Wilayah Kodam II/Swj Gelar Donor Darah
Hal ini bisa meningkatnya aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.