PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Mayoritas pemukiman warga di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), provinsi Sumsel berada di pinggir Sungai Rawas.
Kabupaten Muratara memiliki tujuh Kecamatan Muratara berada di perbatasan dengan Kabupaten Sarolangun Jambi, provinsi Jambi.
Dari tujuh Kecamatan satu berada di dataran tinggi, sisanya berada di pinggir sungai.
Pada saat itensitas hujan tinggi dari enam rumah warga yang berada di pinggir sungai ada empat Kecamatan yang menjadi langganan banjir.
BACA JUGA:Dinas TPHP Lahat Salurkan Bantuan Benih Padi dan Pupuk, Ini Kondisi Sawah Pasca Banjir
BACA JUGA:Penyebaran Penyakit Pascabanjir Menghantui Warga, DBD Paling Ditakuti
Empat Kecamatan itu, Kecamatan Karang Jaya, Kecamatan Rupit, Kecamatan Karang Dapo dan Kecamatan Rawas Ilir.
Dari empat Kecamatan itu, dua Kecamatan membuat warga tidak bisa beraktivitas atau lumpuh yakni Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Karang Dapo.
Apry Pratama (24) warga Desa Karang Dapo, Kecamatan Karang Dapo mengatakan, disaat musim penghujan dan datang banjir ada beberapa titik di wilayah Kecamatan Karang Dapo dan Rawas Ilir yang terendam banjir.
Diantaranya, wilayah yang sering sekali menjadi langganan banjir adalah di Desa Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, ketapat, BM1 dan BM2 dan Kelurahan Karang Dapo.
BACA JUGA:Banjir Masih Hantui Warga, BPBD Sumsel Minta Pemkab Lahat dan Pemkot Pagaralam Status Siaga
BACA JUGA:Disbun Lahat Salurkan Bantuan Korban Banjir di Desa Nanti Giri, Ini Harapan Kades
Namun dari beberapa daerah tersebut yang untuk wilayah Desa Mandi Angin adalah dapat melumpuhkan seluruh aktivitas bagi warga di Kecamatan Rawas Ilir untuk keluar daerah Kecamatan.
Alasan tersebut, karena banjir yang merendam badan jalan poros Kecamatan dan tidak dapat dilalui.
"Sekarang banjir, kendaraan motor tidak bisa lewat. Setiap tahun pasti menjadi langganan banjir di Desa Mandi Angin. Ketinggian air bahkan melebihi 1 meter di badan jalan poros desa,"katanya, Ahad 4 Februari 2024.