PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Bagi masyarakat Jawa, banyak beranggapan bahwa ari-ari merupakan ‘saudara’ dari setiap pribadi bayi yang lahir didunia.
Seperti dalam kalimat yang cukup populer kakang kawah, adi ari-ari, getih lan puser dan sedulur papat limo pancer yang artinya adalah, ari-ari menjadi bagian dari sedulur papat yang selalu ada bersamaan menjadi satu paket, satu kesatuan dengan si jabang bayi.
Sehingga ketika menguburkan ari-ari dengan baik, itu sama saja memperlakukan ‘saudara kembar’ si jabang bayi dengan baik.
Jika menilik dunia medis modern, ari-ari atau plasenta mempunyai empat fungsi saat berada di dalam rahim.
BACA JUGA:Sekarang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili, Kapan Tahun 1 Imlek Diperhitungkan?
BACA JUGA:Rekomendasi 7 Inspirasi Hampers Jelang Hari Imlek 2575, Anti Ribet tapi Berkesan
Pertama, mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu kepada janin.
Kemudian membawa karbondioksida dan sisa pembuangan dari janin kembali ke darah ibu.
Juga membentuk satu sistem kekebalan atau pertahanan untuk infeksi dan obat-obatan tertentu.
Serta mengeluarkan hormon terutama human chorionic gonadotrophin (HCG), progesteron dan oestrogen.
BACA JUGA:Menjelang Imlek 2575: Fengshui Hal Penting Lain bagi Masyarakat Tiongkok
Hormon-hormon ini penting untuk kelangsungan hidup dinding rahim, pertumbuhan rahim dan payudara, atau dengan kata lain, ari-ari menjadi jalur hidup bagi ibu dan bayinya.
Mengingat begitu pentingnya fungsi ari-ari, maka tidaklah mengherankan jika orang Jawa memperlakukan ari-ari dengan ritual penuh penghormatan seperti setelah proses kelahiran selesai.
Ari-ari dibersihkan lalu diberi alas daun, biasanya daun tumbuhan senthe dan dimasukkan ke dalam periuk yang terbuat dari tanah liat kemudian ditutup.