PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Kaum muslimin di seluruh dunia sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan.
Kaum muslimin tentu dengan suka cita bersiap menyambut bulan yang mulia tersebut dengan menjalankan ibadah puasa.
Juga memperbanyaknya dengan ibadah-ibadah lainnya.
Sebagaimana dilansir dari laman muhammadiyah.or.id, Ustad Muhammad Utama Al Faruqi mengatakan Allah ‘azza wa jalla menurunkan syariat ibadah untuk kemaslahatan seluruh makhluk-Nya.
BACA JUGA:Dua Pekan Menjelang Ramadan, Masih Ada Waktu Memanfaatkan Bulan Sya'ban yang Sesuai Sunnah!
Syariat ibadah itu menjadi lebih bermakna ketika umat Islam merenungkannya dengan lebih mendalam tentang hakikat dan hikmah dari adanya syariat ibadah itu.
Seperti salat lima waktu berjamaah yang mendisiplinkan waktu, zakat sebagai bentuk kepedulian sosial, haji dan umrah yang mendatangkan umat Islam dari berbagai belahan dunia untuk berkumpul dan merasakan persaudaraan di tempat yang suci dalam satu tujuan yang sama.
Demikian juga puasa, yang biasanya dipahami sebagai ibadah yang menumbuhkan rasa kepedulian sosial yang mampu kepada yang kurang mampu.
Adanya rasa lapar yang keduanya sama-sama merasakan.
Akan tetapi juga memiliki sisi hikmah kehidupan dan perjuangan yang belum banyak diketahui.
Selama berpuasa seseorang menahan diri untuk tidak memenuhi kebutuhan yang biasanya mudah didapatkannya.
Sehingga dalam seharian dirinya merasakan lapar dan haus, lemah fisik dan letih.
Akan tetapi ketika tiba waktunya berbuka, semua “rasa sulit” yang dirasakan seharian hilang begitu saja seiring dengan makanan dan minuman yang membatalkan puasanya ketika waktunya yang tepat.
BACA JUGA:Benarkah Puasa Setelah Nisfu Sya’ban Dilarang? Begini Penjelasan Ustaz Abdullah Roy