2. Perundungan Verbal
Selain itu, terdapat intimidasi verbal, yang melibatkan intimidasi terhadap korban dengan kata-kata dan huruf.
Ancaman dan ejekan adalah dua contoh bentuknya.
Fakta bahwa penindasan semacam ini terjadi saat korban dan pelaku tidak berada di ruangan yang sama membuat kita sulit mengenalinya.
Ketika seseorang menindas korban secara verbal, mereka melakukannya dengan menggunakan kata, frasa, atau panggilan telepon tertentu.
Biasanya pelaku terus menerus menyinggung korbannya dengan tujuan merendahkan, mempermalukan, atau bahkan menimbulkan rasa sakit.
Mereka menggunakan penampilan dan perilakunya untuk menentukan siapa yang akan menjadi korbannya.
Inilah alasan mengapa bullying dapat mempengaruhi anak-anak berkebutuhan khusus.
BACA JUGA:Kunjungi Korem 043/Gatam, Pangdam II/Swj: Babinsa Harus Bantu Masyarakat
Orang tua harus menyadari bahwa karena episode intimidasi biasanya terjadi ketika orang dewasa tidak ada, maka intimidasi verbal mungkin sulit untuk dilihat.
Orang dewasa terkadang mendorong korban untuk mengabaikan ucapan anak-anak karena mereka yakin tidak merugikan orang lain.
Meski demikian, untuk mencegah terjadinya viktimisasi akibat perundungan verbal, hal ini perlu mendapat perhatian serius.
Oleh karena itu, orang tua harus waspada karena perundungan verbal menyebabkan kekhawatiran dan kecemasan jangka panjang.
BACA JUGA:Solusi Finansial Terpadu, Bank Danamon Dukungan Finansial untuk Industri Otomotif Indonesia
3. Penindasan Relasional