3. Upaya untuk memastikan kebenarannya
Berita palsu atau hoax merupakan salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di Indonesia saat ini.
Kesediaan seseorang untuk memverifikasi sumber dan fakta berita juga akan menentukan apakah sudut pandangnya berubah atau tidak.
BACA JUGA:Kunjungi Korem 043/Gatam, Pangdam II/Swj: Babinsa Harus Bantu Masyarakat
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, akan mudah sekali sudut pandang seseorang berubah jika kita tidak memvalidasi kebenarannya.
Karena tujuan berita palsu adalah untuk meyakinkan orang lain agar setuju dengan apa yang disiarkan, hal ini mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi semua orang.
Banyaknya berita palsu yang tersebar di India adalah salah satu contohnya.
Empat pengemis perempuan dilaporkan dituduh melakukan penculikan anak.
BACA JUGA:Solusi Finansial Terpadu, Bank Danamon Dukungan Finansial untuk Industri Otomotif Indonesia
Segera setelah berita ini tersebar, orang-orang mulai mengkritik keempat wanita tersebut, menyebabkan salah satu dari mereka meninggal dan tiga lainnya terluka. Pengemis miskin itu sebenarnya adalah korban informasi palsu yang beredar di masyarakat.
Plus dan Minus Menggunakan Media Sosial
Mayoritas orang menyatakan bahwa media sosial berdampak negatif terhadap sikap kita. Faktanya, kesedihan kemungkinan besar disebabkan oleh penggunaan media sosial yang berlebihan.
Hal ini terjadi akibat kecenderungan bawah sadar kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain saat menggunakan media sosial.
BACA JUGA:Pertahankan Daerah Lumbung Pangan, Bupati OKU Timur Dukung Kemajuan Pertanian
Anda mungkin sering menyaksikan teman-teman yang tampaknya menjalani kehidupan lebih baik, bekerja pada posisi yang lebih aman, atau mungkin bersama orang idamannya.
Ketika segala sesuatu tampak sempurna, rasa iri dan kurang percaya diri akhirnya muncul.