Untuk itu, pihaknya menekankan pentingnya kesadaran dan kepedulian dalam mengatasi masalah kehilangan air.
"Kami tidak bisa hanya bergantung pada laporan dari pelanggan atau pihak call center. Kami harus aktif mencari kebocoran, karena semakin lama perbaikan dilakukan, semakin besar volume air yang hilang," terangnya.
Selain itu, PDAM Tirta Musi juga melakukan aktivitas yang disebut "Pressure Test" atau "Step Test" untuk meningkatkan tekanan air di wilayah tertentu, sehingga bocorannya lebih mudah terdeteksi.
Kegiatan ini biasanya dilakukan pada malam hari, ketika konsumsi air oleh pelanggan sedang rendah.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa upaya mereka juga mencakup pengelolaan zona kecil yang disebut "meter area".
Ini membantu mereka dalam memonitor konsumsi air pelanggan dan mengidentifikasi zona dengan tingkat kehilangan air yang tinggi.
"Dalam mencari titik kebocoran tersebut yang kedua tingkat bagaimana kita mengorganisir mengisolasi wilayah kebocoran tersebut," ulasnya.
Melalui upaya tersebut, Perumda Tirta Musi telah berhasil menemukan dan memperbaiki 142 kebocoran fisik selama kurun waktu Januari hingga September 2023.
BACA JUGA:Selamatkan Aset Negara, PT KAI Divre III Jalin Kerjasama Dengan BPN Sumsel
Meskipun tantangan masih ada, Perumda Tirta Musi, terus berupaya untuk mengurangi tingkat kehilangan air dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Termasuk menertibkan berbagai masalah, termasuk mash adanya ilegal connection yang menyebabkan angka kehilangan air mencapai 22,8%.
Namun angka kebocoran ini masih dibawah toleransi nasional yaitu 25% dan masih jauh dibawah rata-rata Nasional 33,7%.
Sehingga pengendalian kebocoran air pada Perumda Tirta Musi sudah cukup baik, meskipun Perumda Tirta Musi tetap terus mengupayakan agar tingkat kehilangan air bisa di bawah 20%.
BACA JUGA:Blusukan Tinjau Jalan Angkut Batu Bara, Pemkab - DPRD Muba Beri Rekomendasi Ini
"Angka kebocoran yang masih harus dikendalikan pada Unit Pelayanan, seperti di Unit Rambutan dan Unit Seberang Ulu Dua," terangnya.