PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Amalan spesial yang dikerjakan sepanjang Ramadan adalah salat sunah Tarawih.
Merujuk Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syaiful Anwar ada beberapa hal yang harus diketahui dari tarawih ini.
Istilah “tarawih” menurut Syamsul Anwar pada zaman Nabi dan masa Sahabat dulu tidak dikenal.
Tidak juga disebutkan dalam kitab al-Muwaththa karya Imam Malik dan kitab al-Umm karya Imam Syafii sekalipun tidak didapati istilah tersebut, katanya dilansir dari laman muhammadiyah.or.id.
BACA JUGA:Jelang Ramadan, Yonarmed 15/Cailendra Salurkan Al-Quran Bersama Iqra Ke Masjid dan Musholla
Syamsul menjelaskan, pada zaman Nabi Saw lebih dikenal dengan “qiyam ramadan”.
Istilah “tarawih” tersebut muncul belakangan. Istilah itu dipopulerkan dalam kitab yang ditulis oleh Imam al-Marwadzi.
Berdasarkan kitab Syarah Sahih Muslim yang ditulis Imam Nawawi, Syamsul menegaskan bahwa tarawih dan qiyam ramadan memiliki makna yang serupa.
Syamsul menerangkan, Imam Nawawi salah seorang ulama Syafi’iyyah mengatakan bahwa apa yang disebut qiyam ramadan itu salat tarawih.
BACA JUGA:Sambut Ramadan 2024, Ratusan Anak-anak TK/PAUD Pawai Keliling Kota Lubuklinggau
Perlu kita ketahui, kata Syamsul pula, istilah salat tarawih itu baru ada jauh di belakang sekitar abad ketiga Hijiriah.
Sebab, masih kata Syamsul dalam kitab yang ditulis Imam Malik dan Imam Syafi’I tidak didapati istilah tarawih.
Penjelasan di atas menurut Syamsul untuk menanggapi sebuah pernyataan yang bisa saja membuat pemahaman keliru.
Pernyataan itu menganggap salat tarawih dan qiyam ramadan merupakan dua amalan yang berbeda secara jumlah rakaat.
BACA JUGA:Sebentar Lagi Masuk Ramadan, Ini Doa pada Akhir Sya'ban yang Bisa Kamu Amalkan