Lalu muncul ayat yang berikutnya yaitu berkaitan dengan sedekah kepada orang beriman yaitu orang-orang beriman yang tak mampu.
Kemudian Ustaz Nizar Sa’ad Jabal membawakan cerita Ashabus Suffah yaitu para sahabat yang miskin dan tinggal di Masjid Nabawi.
Mereka tidak punya sanak keluarga, di sinilah bicara ayat itu.
Lalu muncul ayat yang sekarang 274, ibarat seseorang yang ingin bertanya.
Kapan waktu yang afdhol untuk bersedekah?
Di sinilah bicaranya, makanya Allah mengatakan di ayat ini,
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Alladziina yunfiquuna amwaalahum billayli wannahaari, mereka yang berinfaq baik di malam maupun siang hari.
Lalu dalam kondisi apa dia berinfaq itu? Di jawab pula pertanyaan kedua, “Dia berinfaq itu baik di waktu malam maupun di waktu siang, baik dia kondisinya saat itu sembunyi-sembunyi (tidak ada orang yang tahu).
Ataupun dia ketika bersedekah itu di tengah keramaian”, tetap semuanya akan mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh Allah.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Pentingnya Mempelajari Tauhid dan Jauhi Kesyirikan Kata Ustaz Abdullah Roy
Tentu dengan catatan,
وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ
(Wamaa yunfiquuna illabtighooa wajhillaahi)